Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Video

Cerita Inspiratif Hikma Kumalasari Bangun Bisnis ‘Ayam Naswol’ Kuliner Warisan Adat Buton

Kendari – Sajian kuliner di Sulawesi Tenggara (Sultra) memang tak perlu diragukan lagi. Selain memiliki cita rasa dan ciri khas yang kuat, juga punya warisan budaya di dalamnya. Salah satunya kuliner khas Buton yakni Ayam Nasu Wolio (Naswol) yang digeluti seorang pebisnis bernama Hikma Kumalasari.

Bagaimana kisah Hikma Kumalasari dalam membangun bisnis Kopsa Chicken dengan produk unggulan Naswol-nya? 

Dalam KI-sahan Podcast kali ini, ibu lima anak yang akrab disapa Mala ini mengungkapkan perjuangannya menemukan resep dari bisnis ayam Nasu Wolio atau Naswol yang tengah digelutinya saat ini. 

Itu semua bermula saat melihat kenyataan hampir di setiap daerah yang dikunjunginya terdapat kuliner khas daerah yang dijadikan buah tangan para pelancong dan dikemas dengan baik. Terutama panganan basah yang kerap menjadi momok packaging-nya.

“Selama ini yang kita kenal dengan produk daging masakan-masakan lain seperti rendang, opor dan lainnya. Loh, kita di Sultra apa kok tidak ada. Makanya saya mulai mencium wanginya Nasu Wolio (Naswol),” kata Mala dalam KI-sahan Podcast, Minggu (19/3/2023).

Mala mengungkapkan Nasu Wolio merupakan kuliner khas masyarakat Wolio tempo dulu yang masih dilestarikan hingga saat ini. Kuliner ini berbahan dasar ayam kampung yang bahkan diolahnya pun memiliki cara yang khas.

Ia menuturkan Nasu Wolio kerap disajikan dalam kegiatan adat, seperti membaca doa, Haroa hingga lamaran perkawinan. Biasanya kuliner yang berbahan sederhana seperti bawang merah, sereh, kaluku i hole atau kelapa goreng, santan dan belimbing wuluh ini wajib disajikan dalam kegiatan adat tadi.

Baca Juga:  Pj. Wali Kota Kendari Janji Tuntaskan Persoalan Banjir hingga Utang Kontraktor

“Makanan ini semacam kalau ada ritual masyarakat Buton seperti Haroa ini harus ada, ya semacam wajib disajikan. Kalau tidak ada ini maka tidak lengkap adatnya,” beber wanita kelahiran 1977 ini.

Kuliner ini berbahan dasar ayam kampung. Kemudian dimasak dengan ciri khas masakan ibu yang penuh kelembutan dengan rempah yang lengkap pastinya. Dalam kemasan kuliner masakan ayam yang satu ini, Mala ingin semua pelanggannya merasakan masakan rumah dengan instan.

“Saya sendiri merintis ini dan murni ide saya. Ada tenaga yang bantu memasak, jadi ini bumbu ibu, saya ingin menghadirkan rasa ini,” ungkapnya.

Sebelum menemukan ide ini di tahun 2020, Mala mengaku sudah mencoba berbagai jenis usaha selama bertahun-tahun. Mulai dari menjual ATK Fotocopy hingga ayam geprek. Semua usaha yang dilakoninya kurang pas dengan nasibnya. Hingga ia mendapatkan ide menjual Nasu Wolio setelah berkecimpung jauh bersama komunitas pengusaha.

“Sebenarnya usaha saya ini tidak langsung besar tapi karena ada daya dorong yang kuat dalam diri. Jadi niat utama itu harus kuat. Jika kita ingin jadi pengusaha, maka kita harus bergelut dengan kelompok-kelompok pengusaha,” bebernya.

Sebelum menjual kemasan kuliner ini, Mala mengaku lebih dulu menjual makanan siap saji di atas piring. Hingga di tahun 2021, Mala dipertemukan dengan rekan bisnisnya yang mengajarkannya untuk membuat kemasan tanpa pengawet. Sehingga saat ini, Mala sudah membuat kuliner kemasan dengan tanpa bahan pengawet yang bisa bertahan hingga 2 tahun.

Baca Juga:  Video: Tertangkap CCTV! Pencuri Burung di Unaaha Beraksi Malam Hari

Selama menjalankan bisnisnya, sang suami Prof. Andi Bahrun yang merupakan Rektor Unsultra saat ini sangat mendukungnya penuh. Justru sang suami lah yang berperan menguatkannya selama ini jika rasa malas dan down itu muncul dan menghantuinya. Karena, Mala merasa bisnis yang digelutinya tidak membutuhkan waktu singkat.

“Dukungan suami sangat luar biasa, malah beliau yang menguatkan saya selama ini, karena bisnis itu jatuh bangun pasti akan kita alami,” ungkapnya.

Mala mengungkapkan bisnis tidak sekadar untuk mencari keuntungan dengan nilai ekonomi semata, tetapi bisnis yang digelutinya selama ini dijadikannya sebagai jembatan untuk mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta.

“Menurut saya bisnis itu bukan bakat tapi bisa dilatih. Kalau ingin jadi politikus maka berkumpul lah dengan politikus. Nah kalau pebisnis jangan sekali-sekali kumpul dengan bukan seorang pebisnis, kita akan lemah. Selain itu bisnis ini mendekatkan diri kita kepada sang Khalik,” ujarnya.

Editor Video
Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten