Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

DBD Paling Banyak di Puuwatu dan Wuawua, Dinkes Kendari Catat 2 Orang Meninggal

DBD Paling Banyak di Puuwatu dan Wuawua, Dinkes Kendari Catat 2 Orang Meninggal
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Ellfi. Foto: La Ode Risman Hermawan/Kendariinfo. (19/7/2022).

Kendari – Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Wuawua menjadi daerah dengan penemuan kasus demam berdarah dangue (DBD) terbanyak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat ada 65 kasus DBD di dua kecamatan tersebut sepanjang Januari sampai Juni 2022.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari, Ellfi, mengatakan dua orang ikut meninggal akibat penyakit DBD pada periode tersebut. Dia menyebut, ada 155 kasus sepanjang Januari – Juni 2022 di Kendari, dengan rincian 38 di Puuwatu, 27 di Wuawua, 25 di Baruga, 22 di Kendari Barat, 20 di Kadia, 10 di Poasia, 8 di Kendari, dan 5 di Mandonga.

“Tiga kecamatan sampai Juni ini alhamdulillah masih nol kasus, yaitu Kambu, Nambo, dan Abeli. DBD sampai bulan Juni 2022 155 kasus dengan 2 kasus kematian,” kata Ellfi kepada Kendariinfo saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2022).

Data persebaran kasus DBD berdasarkan kecamatan di Kota Kendari sepanjang Januari - Juni 2022.
Data persebaran kasus DBD berdasarkan kecamatan di Kota Kendari sepanjang Januari – Juni 2022. Foto: Istimewa

Dia mengungkapkan, faktor meningkatnya kasus DBD di Kota Kendari sejalan dengan kesehatan lingkungan yang ikut menurun. Dengan kondisi itu, lokasi potensial perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti menjadi semakin banyak. Menurut Ellfi, pencegahan yang saat ini paling efektif adalah dengan 3M, yaitu menguras, mengubur, dan mendaur ulang limbah bernilai ekonimis.

Baca Juga:  Tabrakan Mobil dan Motor di Koltim, 2 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

“Harus kita katakan kualitas kesehatan lingkungan menurun dan masih banyak lokasi-lokasi potensial untuk tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Pencegahan sejauh ini yang masih paling efektif pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M serta menggunakan kelambu, losion, baju lengan panjang atau anti nyamuk,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten