Diduga Keracunan MBG, 37 Siswa di Baubau Dilarikan ke Puskesmas dan RS

Baubau – Sebanyak 37 pelajar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah, Selasa (16/9/2025). Akibatnya, para pelajar harus dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit (RS).
Dari 37 anak yang diduga mengalami keracunan, 33 di antaranya merupakan pelajar SMAN 7 Baubau, Kelurahan Batulo, Kecamatan Wolio dan 4 siswa dari SD Integral Hidayatullah Baubau, Kelurahan Kadolo Katapi, Kecamatan Wolio.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, Fanti Friya Yanti mengungkapkan, dari 33 siswa SMAN 7 Baubau, 14 siswa dirujuk ke Puskesmas BWI, 7 siswa ke Puskesmas Kadolomoko, 6 siswa ke Puskesmas Wolio, dan 3 siswa ke RSUD. Sementara, 4 siswa dari SD Integral Baubau dilarikan ke Puskesmas Wajo.
“Alhamdulillah anak-anak tersebut sudah pulang semuanya,” kata Fanti kepada awak media.
Fanti menyebut pihaknya telah melakukan pengumpulan bukti dan sampel untuk epidemiologi keamanan pangan, yang selanjutnya akan dilakukan uji laboratorium.
Siswa SMAN 7 Baubau, Ali Putra mengaku bahwa ia merasa pusing setelah menyantap makanan MBG. Akibatnya, Ali harus dilarikan ke puskesmas menggunakan mobil ambulans. Dia juga menjelaskan, mendapatkan makanan itu saat istirahat dan mencium bau tidak sedap pada daging ayam yang dimakan.
“Saya rasa pusing. Setelah saya makan MBG, saya baring-baring sedikit tiba-tiba saya rasa (kepala) pusing dan lemas. Saya makan (daging) ayamnya, ayamnya sudah bau, saya rasa sedikit, tetapi dia pahit,” jelasnya saat dirawat di Puskesmas Wolio.
Sementara itu, Kepala SMAN 7 Baubau, Sartati, mengatakan makanan MBG diantar ke sekolah dan langsung didistribusikan ke kelas-kelas, sekitar pukul 10.30 Wita.
“Tiba-tiba ada siswa melapor bahwa ayamnya tidak enak baunya, jadi guru-guru buka karena masih ada sisa omprengnya ternyata betul (sudah bau). Maka serentak saya perintahkan kepada guru-guru masuk kelas-kelas hentikan jangan dimakan lagi,” ucap Sartati.
Tetapi, informasi tersebut terlambat disampaikan, sehingga sebagian siswa sudah telanjur memakan ayam yang sudah tidak layak. Setelah satu jam, beberapa siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 mulai mengeluh sakit perut dan pusing, yang membuat situasi menjadi panik.
“Mereka datang semua kemudian mereka minta izin mau telepon puskesmas, saya bilang silakan, apa yang bisa kita lakukan,” ungkapnya.





