Kasus Curanmor Marak Terjadi di Kendari, Kasat Reskrim Imbau Warga Selalu Waspada

Kendari – Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari, AKP Fitrayadi mengimbau warga agar selalu waspada saat memarkirkan kendaraan. Pasalnya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) marak terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Fitrayadi menyebut, pada Januari 2023 pihaknya telah menerima belasan aduan warga terkait kehilangan motor. Ia tidak memperinci total keseluruhan aduan tersebut tetapi beberapa pelaku serta barang bukti telah diamankan dan sebagian kasus lainnya juga masih dalam proses penyelidikan polisi.
Mantan Kasat Reskrim Polres Konawe Selatan (Konsel) ini menjelaskan bahwa dari hasil interogasi penyidik, para pelaku kerap kali melancarkan aksinya di malam hari. Sasarannya adalah motor-motor yang terparkir di depan indekos, BTN, atau tempat-tempat lainnya yang luput perhatian pemilik, apalagi tidak memiliki pagar pembatas.
“Sasaran motor yang sering diincar ini terutama motor-motor matik. Walaupun sudah kunci setir tapi kalau terparkir depan rumah tanpa pagar atau luput perhatian, pasti punya potensi dibawa kabur sama maling,” ujarnya saat ditemui Kendariinfo, Jumat (3/2/2023).
Meskipun para korban telah mengunci setang leher motor, para pelaku punya cara tersendiri sehingga sangat mudah menggasak sepeda motor korban.
Olehnya itu, Fitrayadi menitip pesan kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Kendari, apabila ingin memarkirkan kendaraan, sebaiknya tambahkan kunci pengaman dan bila perlu masukan motor di tempat yang benar-benar aman.
“Imbauan kami ke masyarakat, tolong bantu kami juga agar amankan kendaraan masing-masing. Kalau posisi motor diparkir di luar tanpa pagar, tambahkan kunci pengaman lainnya supaya tidak mudah dibawa maling,” tambahnya.
Fitrayadi menegaskan, sebagai aparat penegak hukum pihaknya akan terus menindaklanjuti setiap aduan yang mengaku kehilangan motor. Kendati demikian, sinergitas masing-masing warga sangat dibutuhkan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.
“Intinya mencegah itu lebih baik dari pada mengobati,” pungkasnya.



