Komitmen Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Kembali Susun Renja FOLU Net Sink 2030 Provinsi Sultra

Sulawesi Tenggara – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menggelar Workshop Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Claro Hotel Kendari, Senin (19/6/2023). Kegiatan ini untuk menysun rencana-rencana untuk menurunkan emisi gas rumah kaca secara nasional.
Workshop kali ini merupakan tindak lanjut dari Preliminary Workshop Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink yang sebelumnya telah diselenggarakan pada tanggal 9 Februari 2023 lalu.
“Sebagai tindak lanjut dari preliminary workshop tersebut, telah disusun rencana kerja Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Provinsi Sultra dengan dukungan para pihak terkait, baik di tingkat nasional dan daerah,” jelas Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Nunu Anugrah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Sultra, Sukanto Toding mengatakan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra dengan potensi berupa luasan kawasan hutan seluas 2,3 juta hektare sangat berkomitmen penuh dalam mendukung pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca secara nasional tersebut.
“Komitmen penuh tersebut dibuktikan dengan terbitnya Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 270 Tahun 2023 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Teknis Penyusunan Renja FOLU Net Sink 2030 Sub Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XXI Kendari (BPKHTL XXI Kendari), Pernando Sinabutar menegaskan bahwa salah satu tujuan dari penyusunan dokumen rencana kerja ini adalah sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan dokumen perencanaan kegiatan bagi para pihak berkepentingan sektor FOLU di Provinsi Sultra.
“Tak hanya itu, dokumen rencana kerja ini diharapkan dapat mendorong terbangunnya komitmen bersama antar para pihak yang berkepentingan pada sektor FOLU di Provinsi Sultra dalam mendukung tercapainya Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan memastikan tersedianya rencana kerja aksi penurunan emisi gas rumah kaca sektor FOLU pada tingkat Provinsi Sultra yang dapat menjadi acuan para pihak berkepentingan,” kata Pernando.
Berdasarkan hasil analisis situasi, terdapat empat isu strategis FOLU yang menjadi perhatian di wilayah Provinsi Sultra, yaitu deforestasi, degradasi, dan perubahan fungsi kawasan hutan, kelembagaan dan partisipasi masyarakat, pengelolaan kawasan hutan, dan potensi mangrove.
“Keempat isu strategis tersebut dibagi ke dalam 5 rencana operasional, yaitu pencegahan deforestasi mineral, pembangunan hutan tanaman, peningkatan cadangan karbon dengan rotasi, peningkatan cadangan karbon non rotasi, dan perlindungan areal konservasi tinggi dengan total target pelaksanaan aksi mitigasi seluar 1,5 juta hektare dengan proporsi terbesar pada perlindungan areal konservasi tinggi sebesar 82,5 persen,” jelas Pernando.



