Mafindo Ajak 100 Siswa SMAN 4 Kendari Bahas Peningkatan Literasi Digital Generasi Muda
Kendari – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kendari yang didukung Love Frenkie dan Google.org menyelenggarakan sekolah kebangsaan di SMAN 4 Kendari, Jumat (6/9/2024).
Koordinator Wilayah (Korwil) Mafindo Kendari, Marsia Sumule, mengatakan kegiatan itu melibatkan 100 siswa-siswi pemilih pemula berusia 17 tahun. Tujuannya meningkatkan literasi digital dan kesadaran berdemokrasi di kalangan generasi muda.
Acara di Aula SMAN 4 Kendari itu juga dihadiri Wa Ode Nur Iman, perwakilan Bawaslu Kota Kendari, yang memberikan wawasan penting mengenai peran pemilih muda dalam proses demokrasi.
“Dengan kehadiran beliau, diharapkan para peserta dapat memahami lebih dalam tentang tanggung jawab mereka sebagai calon pemilih di masa depan,” kata Marsia.
Sekolah kebangsaan dipandu 10 fasilitator yang merupakan relawan Mafindo Kendari. Para fasilitator membagi peserta ke dalam 10 kelompok, masing-masing terdiri dari 10 siswa, untuk memberikan materi tentang literasi digital dan kesadaran demokrasi. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman tentang digital citizenship, pemilu dan pilkada, demokrasi, periksa fakta, dan etika bermedia sosial.
Menurut data dari Kemendagri per 31 Desember 2021, jumlah penduduk Indonesia mencapai 273,88 juta jiwa, dengan lebih dari 44 juta jiwa berada dalam rentang usia gen Z (13-24 tahun). Survei Katadata Insight Center (KIC) dan Kominfo tahun 2021 menunjukkan bahwa 60 persen gen Z memiliki tingkat literasi digital yang cukup tinggi. Namun, masih banyak dari mereka belum menyadari pentingnya berdemokrasi dan menjadi netizen yang bijak.
Survei Microsoft tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 29 dari 32 negara dalam hal safety and interaction online dengan nilai digital civility index (DCI) sebesar 76. Hal itu menandakan bahwa tantangan besar bagi gen Z adalah memahami prinsip-prinsip digital citizenship yang baik dan berpartisipasi secara efektif dalam demokrasi, terutama pada Pemilu dan Pilkada 2024.
Program tukar nalar berfokus pada pemberdayaan anak muda dan lansia melalui akademi digital lansia (ADL) dan sekolah kebangsaan (SK). Dengan kurikulum yang berbasis riset dan diskusi, program itu diharapkan menularkan literasi digital dan kesadaran demokrasi kepada generasi muda sebagai calon pemilih pertama.
“Program ini juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi polarisasi politik dan tantangan dunia digital dengan menjadi netizen yang tanggap dan tangguh,” lanjut Marsia.
Kegiatan tersebut adalah bagian dari rangkaian pelatihan yang akan diselenggarakan di 37 provinsi di seluruh Indonesia. Tujuan dari kegiatan itu untuk memperkenalkan program tular nalar kepada masyarakat, melatih peserta dalam melakukan periksa fakta, serta memberikan pengetahuan untuk menjadi agen literasi digital yang bertanggung jawab pada Pemilu dan Pilkada 2024.