Marak Konten Asusila di Kendari, Ini Tips Bijak Bermedsos Ala Duta GenRe Indonesia 2022
Kendari – Duta GenRe Harapan II Indonesia tahun 2022 asal Sulawesi Tenggara (Sultra), Bijani Intra Gaharu membagikan tips bijak dalam bermedia sosial di tengah maraknya konten-konten pornografi dan asusila yang menghebohkan Kota Kendari akhir-akhir ini.
Sebagai seorang perempuan yang saat ini sedang concern di bidang remaja dan isu-isu sosial, Bijani Intra Gaharu atau yang akrab disapa Aru mengatakan, hal-hal seperti ini dapat diatur mulai dari diri sendiri.
Menurutnya, konten-konten yang berbau pornografi dan asusila adalah sesuatu yang bisa menjerat pelaku dan penyebarnya berhubungan dengan hukum.
“Kalau Aru sendiri sebenarnya berpendapat kalau setiap orang itu punya hak untuk bagikan apapun di media sosial. Tapi, harus dalam batasan nilai agama, sosial, budaya, dan norma kebiasaan yang berlaku,” kata Aru kepada Kendariinfo, Rabu (14/6/2023).
“Apalagi sekarang sudah diatur di UU ITE, yang seharusnya sudah bisa memberikan sanksi, dan tetap butuh bantuan masyarakat untuk tidak mendistribusikan dan menyebarkan konten pornografi,” tambahnya.
Sementara itu, melihat fenomena penyebaran konten-konten tak senonoh melalui grup-grup WhatsApp, Aru mengimbau agar masyarakat dapat memberikan teguran serta bisa menghentikan penyebarannya sampai di situ saja.
“Bijaknya, kalau bisa yang seperti itu ditegur dan hentikan sampai di kita, tidak ikut jadi pihak yang menyebarkan,” jelasnya.
Selain konten-konten pornografi, menurutnya yang harus menjadi perhatian lebih saat ini adalah kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di kalangan remaja.
“Kalau Aru lihatnya cukup harus jadi perhatian, karena memang kalau kita melihat lebih jauh, sebenarnya isu ini banyak terjadi di sekelilingnya kita, hanya masih banyak miskonsepsi dan kurangnya pemahaman tentang kekerasan seksual,” lanjutnya.
Sebagai langkah, Aru berpendapat harus ada pihak yang terus menyuarakan isu ini, supaya terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar sama-sama bisa dikurangi kasusnya.
“Kalau bicara sensitif, jujur isu ini sensitif sekali. tapi kadang-kadang masyarakat masih banyak yang salah paham, terutama salah paham sama korbannya,” bebernya.
“Aru sering lihat di komentar berita, kalau korban disalahkan karena pakaiannya, padahal tidak seharusnya kita menyalahkan korban. di isu sensitif seperti ini, baiknya kita mengedepankan empati dan ini yang masih harus sama sama kita pelajari bersama,” pungkasnya.
Langkah-langkah yang diambil mahasiswi hukum angkatan 2021 ini adalah fokus membuat konten dan berbagi edukasi kepada teman-teman pengikutnya di sejumlah media sosial yang dia miliki.
Perempuan berusia 19 tahun ini concern membagikan konten soal edukasi tentang feminisme hingga isu-isu sosial yang marak terjadi pada remaja.