Melihat Atraksi Pembuatan Tenun Masalili di Kendari
Kendari – Sebanyak 4 orang penenun dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan demo menenun pada kegiatan Festival Ekonomi Syariah Kawasan Indonesia Timur (FESyar) 2024 di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kendari, Selasa (9/7/2024).
Para penenun ini mendemokan cara merajut tenunan khas Muna yakni Tenun Masalili di hadapan pengunjung pusat perbelanjaan tersebut.
Salah seorang penenun, Tina, mengatakan dirinya sudah menggeluti dunia itu sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Dia mengaku bangga bisa mewarisi ilmu Tenun Masalili dari keluarganya.
“Sudah menenun sejak kecil, sejak SMP sudah senang menenun belajar dari keluarga,” katanya saat diwawancarai oleh media ini.
Tina mengerjakan tenunan dengan motif khas Masalili dengan panjang empat meter. Tenunan yang berwarna dasar biru dan kuning ini dibanderol dengan harga bervariasi sesuai dengan bentuk pola dan kerumitan desain.
“Harganya kainnya mulai dari Rp450 ribu hingga jutaan rupiah, jadi yang bedakan harganya itu ada di motifnya,” tambahnya.
Sementara untuk durasi pengerjaan, Tina mengatakan dirinya bisa mengerjaan tenunan mulai dari 10 hari hingga bulanan tergantung dengan motif yang dirinya buat.
Untuk diketahui, kain Tenun Masalili merupakan salah satu warisan budaya masyarakat setempat yang terus dilestarikan kaum perempuan di wilayah tersebut.
Kain tenun tersebut memiliki motif yang khas dengan warna yang cerah. Kecerahan warna tersebut berasal dari pewarna alami. Masyarakat Desa Masalili di Kecamatan Kontunaga masih terus mempertahankan corak itu demi memberikan kualitas yang terbaik.
