Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Misteri Blue Hole Labengki Sultra, Digadang-gadang Terdalam Kedua di Dunia

Misteri Blue Hole Labengki Sultra, Digadang-gadang Terdalam Kedua di Dunia
Bentuk lingkaran Labengki Blue Hole yang terlihat samar-samar dari ketinggian. Foto: Dok. pribadi.

Konawe Utara – Laut tidak hanya menampilkan keindahannya di permukaan, tapi juga menyimpan banyak hal-hal misterius yang belum bisa terpecahkan sampai saat ini. Laut sering kali dipilih oleh wisatawan untuk menikmati pemandangannya seperti keindahan karangnya, pasir putihnya hingga biota yang cantik dan unik-unik.

Namun tahukah Anda, ada beberapa fenomena alam di laut yang sampai saat ini masih cukup jarang diperbincangkan ketimbang sekadar menikmatinya di pesisir pantai, atau tidak sedikit menyelam di kedalaman yang pastinya sudah diketahui kedalaman dan misterinya.

Seperti blue hole. Sesuai namanya, blue hole merupakan lubang berwarna biru. Di mana air lautnya berwarna biru pekat. Umumnya, blue hole berbentuk lingkaran dengan kedalaman yang fantastis bahkan hingga 300 meter. Tentunya, fenomena alam lubang vertikal ini sangat menarik bagi para ilmuan hingga penyelam untuk menelitinya. Beberapa blue hole yang memiliki keunikan dan keindahan sudah menjadi tujuan destinasi wisata minat khusus.

Seorang master dive tengah menyusuri tebing Labengki Blue Hole hingga di kedalaman 40 meter.
Seorang master dive tengah menyusuri tebing Labengki Blue Hole hingga di kedalaman 40 meter. Foto: Dok. pribadi.

Jika berbicara Blue Hole di dunia, mungkin Great Blue Hole yang berada di lepas Pantai Belize ini merupakan salah satu blue hole yang paling populer. Lubang biru terbesar di dunia ini terletak di pusat atol karang alami, yaitu karang Lighthouse. Lubang biru ini berdiameter 984 kaki atau sekitar 300 meter dengan kedalaman diperkirakan mencapai 410 kaki atau sekitar 125 meter. 

Sementara blue hole terdalam di dunia sampai saat ini masih dipegang oleh China. Lubang biru itu bernama Dragon’s Blue Hole dengan kedalaman lubang yang berada di tengah terumbu karang Yongle, kepulauan Xisha tersebut mencapai 987 kaki atau sekitar 330 meter.

Nah, di perairan Labengki, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara sendiri terdapat satu blue hole yang sudah cukup lama ditemukan oleh seorang penyelamat terumbu karang asal Kabupaten Konawe. Lubang raksasa itu bahkan digadang-gadang menjadi blue hole yang memiliki kedalaman mencapai 230 meter atau masuk dalam urutan kedua di dunia, setelah Dragon’s Blue Hole China. Walaupun belum ada penelitian khusus terkait itu.

Baca Juga:  Kadisparekraf Sultra Buka Workshop Seni Pertunjukan Budaya di Kendari

“Kedalaman Labengki Blue Hole ini sesuai data pemetaan kedalaman laut TNI Angkatan Laut mencapai 230 meter. Penyelam dari Prancis sempat mencapai kedalaman 160 meter,” kata Ketua Tim Konservasi Kima Taman Laut Tolitoli, Habib Nadjar Buduha kepada Kendariinfo, Senin (9/1/2023).

Labengki Blue Hole (230 m). Blue hole terdalam kedua di dunia.
Labengki Blue Hole (230 m). Blue hole terdalam kedua di dunia. Foto: Dok. pribadi.

Pertama kali ditemukan, berbagai biota laut sangat mudah ditemukan di tempat ini. Mulai dari jenis karang, ikan hingga kima yang bisa dijadikan biota konservasi.

Ditemukan Berkat Konservasi Kima

Habib bercerita penemuan awal blue hole tersebut saat tengah melakukan progres konservasi laut dengan mencari biota laut sejenis kima. Ia bersama beberapa rekannya yang bekerja secara swadaya dan sosial melakukan penyelaman di beberapa spot di perairan Labengki, salah satunya di titik penemuan itu.

Saat mereka masih melakukan penyelaman menggunakan alat selam sederhana tiba-tiba mendapatkan sebuah tebing vertikal yang cukup dalam. Mereka pun kaget, karena di Indonesia cukup jarang mendapatkan tebing laut dengan tanpa terlihat ujungnya. Kalaupun ada itu pasti dangkal.

Ketua Tim Konservasi Kima Taman Laut Tolitoli, Habib Nadjar Buduha.
Ketua Tim Konservasi Kima Taman Laut Tolitoli, Habib Nadjar Buduha. Foto: Dok. pribadi.

“Waktu itu kami memang sedang mencari kima. Masih sementara menyelam ternyata ketemu kedalaman yang fantastis. Kita telusuri menyelam, eh kok dalam sekali. Lalu kami naik menyusuri tebing-tebingnya. Loh kok ketemu di tempat tadi,” ungkapnya.

Mereka kemudian mengecek berulang kali dan memastikan bahwa titik tersebut ternyata blue hole. Habib bersama rekan konservasinya kemudian menamainya dengan Labengki Blue Hole seusai mengeceknya lebih jauh.

Ternyata, sekembali mereka ke warga bajo yang mendiami Labengki Kecil, di dapatilah cerita bahwa tempat itu merupakan lokasi yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Warga yang kesehariannya mencari nafkah di laut memang sejak dulu takut untuk mencari ikan di tempat itu dengan alasan tempat semacam itu memiliki penghuni atau penunggu. Mereka pun memastikan tempat itu tak berpenghuni dengan melihat kondisi alam bawah laut.

Baca Juga:  Promosikan Pantai Tanjung Buaya, Bupati Buteng Lantik 16 Kades di Laut

“Orang bajo itu ternyata takut ke tempat tersebut karena ada lubang. Bagi mereka di lubang tersebut memiliki penjaga semacam gurita ukuran besar. Tidak berani mereka datang ke situ,” ungkapnya.

Sekembalinya mereka ke daratan, kemudian mencocokkan data pemetaan kedalaman laut milik TNI Angkatan Laut dan didapati blue hole itu memiliki kedalaman kurang lebih 230 meter berdiameter 50 meter persegi. Informasi tersebut ternyata terdengar oleh para pecinta blue hole asal Prancis. Mereka kemudian mengeksplornya di tahun 2013.

Dengan peralatan yang super-super lengkap, ketiga penyelam profesional tersebut hanya menyanggupi hingga kedalaman 160 meter saja. Tempat itu agak mulai tereksplor lagi berkat teman-teman program TV Nasional datang membuat tayangan dokumentasi terkait penemuan blue hole tersebut. 

Seorang master dive tengah menyusuri tebing Labengki Blue Hole hingga di kedalaman 40 meter.
Seorang master dive tengah menyusuri tebing Labengki Blue Hole hingga di kedalaman 40 meter. Foto: dok. Pribadi

Habib menceritakan tempat itu sempat hilang dari pantauan mereka karena penanda utamanya dirusak oleh kapal yang menabraknya. Namun setelah insiden tersebut, penanda utama telah dipasang dengan mercusuar agar tidak terjadi lagi insiden penabrakan oleh kapal-kapal yang melintas.

“Dulu memang sempat hilang, saya cari-cari sesuai tandanya ternyata tidak ketemu-ketemu. Setelah proses pencarian kami dapat lagi. Ternyata penandanya telah ditabrak kapal dan sekarang sudah ada mercusuarnya. Jadi kalau mau cari Labengki Blue Hole datangi mercusuar dan titiknya ada di sebelah barat,” ungkapnya.

Blue hole ini sebenarnya masih menyimpan banyak misteri dibalik keindahannya. Lubang-lubang biru ini bisa menjadi satu daya tarik kuat bagi para peneliti dan wisatawan untuk melakukan dokumentasi dan pendataan yang lebih konkret dan terstruktur lagi. Lalu, menikmati keindahan fenomena alam ini dengan aman sambil menjaga kelestariannya adalah cara terbaik untuk menghargai keindahan alam.

Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten