Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Pelanggan Keluhkan Oknum Kasir Toko Ritel di Jalan Ahmad Yani Kendari Mark Up Harga

Pelanggan Keluhkan Oknum Kasir Toko Ritel di Jalan Ahmad Yani Kendari Mark Up Harga
Toko ritel di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Anaiwoi, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Kendariinfo. (5/5/2024).

Kendari – Vidya Anggraini, salah satu pelanggan toko ritel di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Anaiwoi, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengeluhkan kinerja oknum karyawan yang diduga melakukan mark up atau menaikkan harga barang secara sepihak. Kejadian itu dialami Vidya pada Jumat (3/5/2024) malam sekira pukul 23.00 Wita.

Vidya awalnya belanja kebutuhan pokok di toko ritel tersebut. Setelah belanja, dia mengantre di depan meja kasir untuk membayar. Vidya yang tidak membawa uang tunai rencananya akan membayar lewat dompet digital.

“Setelah belanja saya mengantre, kebetulan agak rame orang. Kemarin saya tidak bawa uang tunai. Saya cuma bawa handphone untuk QRIS Bank Sultra,” kata Vidya kepada Kendariinfo, Minggu (5/4).

Namun kasir toko ritel menolak transaksi via dompet digital. Vidya lalu mempertanyakan alasannya, karena biasanya membayar melalui dompet digital. Tapi karena kasir keukeuh transaksi digital tidak bisa, Vidya lalu meminjam uang tunai pelanggan lain untuk membayar belanjanya.

“Sementara dia scan barang, saya tanya bisa pakai QRIS Bank Sultra. Dia bilang tidak bisa. Terus saya bilang lagi, bisa pakai OVO. Kasirnya bilang tidak bisa juga. Kebetulan di situ ada temannya mamaku, jadi saya pinjam uangnya Rp175 ribu. Sisa itu saja juga uangnya” jelas Vidya.

Tetapi uang tunai yang dipinjam Vidya tidak cukup, karena total belanjaannya Rp212 ribu. Vidya pun meminta sisa belanjaan dibayar menggunakan dompet digital atau dikurangi agar mencukupi uang pinjamannya. Namun lagi-lagi ditolak kasir.

Baca Juga:  Pemuda di Muna Barat Ditikam saat Joget di Acara, Pelaku Diburu Polisi

“Total belanjaanku itu Rp212 ribu sekian yang tertulis di monitornya. Dia bilang tidak bisa dibatalkan. Tapi posisinya di situ kasirnya tidak kasih setruk belanjaanku,” jelasnya.

Dengan berat hati, Vidya meminta bantuan kepada teman ibunya untuk pergi mengambil uang tunai ke rumahnya. Menurut Vidya, rumahnya cukup dekat dengan toko ritel itu. Ketika orang itu datang lagi, Vidya pun menyerasikan pembayaran di kasir dan pulang ke rumahnya.

“Saya minta tolong orang yang pinjamkan saya uang tadi ambilkan uang di rumahku. Setelah itu saya bayar Rp215 ribu dan dikembalikan Rp3 ribu,” jelasnya.

Waktu di rumah, Vidya mencari setruk transaksi dalam plastik belanjanya. Vidya merasa aneh karena jumlah belanjaannya sedikit, tapi harganya Rp212 ribu. Bahkan dia memperkirakan jumlah belanjaannya tidak akan cukup Rp200 ribu.

“Saya di rumah, saya bongkar belanjaan untuk cari setruknya. Perasaan saya belanja sedikit, kenapa sampai Rp200 ribu. Mulailah saya hitung-hitung dengan estimasiku sendiri. Saya hitung sampai dua kali, tidak pernah sampai Rp200 ribu,” ujarnya.

Vidya pun yang merasa aneh dengan harga belanjaannya memutuskan kembali ke toko ritel dekat rumahnya itu. Menurut Vidya, dugaan mark up bukan hanya sekali, namun beberapa orang juga pernah menjadi korban, termasuk ibunya sendiri.

“Jadi saya heran karena beda harganya. Setruknya juga tidak dikasih. Saya pikir sudah, saya mau tegur, karena mamaku juga pernah dikasih begitu,” kesalnya.

Baca Juga:  Sepekan Tak Ditemukan, Pencarian Korban Hilang di Perairan Mola Wakatobi Ditutup

Vidya kembali ke toko ritel dengan membawa dua kantong belanjaan. Di sana, dia meminta agar seluruh belanjaannya di-scan ulang oleh kasir. Namun lagi-lagi permintaan Vidya ditolak kasir. Vidya lalu meminta setruk untuk mengetahui harga pasti belanjaannya.

“Itu kasirnya mulai panik sambil garuk-garuk kepalanya. Terus saya tanyakan lagi setruknya. Dia panik sambil cari-cari setruk. Habis itu saya bilang, jangan cari setruknya, scan saja satu-satu. Tapi dia tidak mau scan ulang entah kenapa,” ungkapnya.

Setruk belanjaan yang terus-terusan dicari kasir akhirnya ditemukan. Setruk itu pun langsung dirampas Vidya dari tangan kasir dan melihat total belanjaannya senilai Rp188 ribu. Vidya pun menegur kasir tersebut.

“Pas dia dapat setruknya saya langsung tarik. Saya bilang ke kasirnya, di monitormu Rp212 ribu sekian, pas cetak setruk ternyata Rp188 ribu sekian. Saya bilang lagi ke kasirnya, kalau mau tipu orang, pintar-pintar sedikit,” ujar Vidya menirukan percakapannya dengan kasir.

Vidya pun berasumsi bahwa kasir tidak menerima transaksi melalui dompet digital agar memudahkannya mengambil uang hasil mark up barang. Saat itu juga, Vidya memaksa kasir mengakui kesalahannya.

“Pantas mereka tidak mau lewat QRIS atau OVO. Saya tanya kasirnya, kamu salah, toh? Dia bilang, iya baru mengangguk. Terus dia kembalikan uang Rp20 ribu. Saya ambil uang Rp20 ribu baru saya pulang,” tutup Vidya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten