Raker Bersama Mendagri, ASR: Sultra Ini Ironis, Kaya Tetapi Miskin

Sulawesi Tenggara – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR) menyampaikan kondisi Sultra yang daerahnya kaya namun masyarakat masih di taraf kemiskinan. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Kepala Daerah se-Indonesia, yang diinisiasi oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Rabu (30/4/2025).
“Tingkat kemiskinan kami masih ada, ironis, kaya tapi kenyataannya kita masih miskin,” kata ASR.
ASR memaparkan, Sultra memiliki aset kekayaan mineral di daerah yang sangat besar apalagi soal industri pertambangan nikel. Meski kekayaan alamnya berlimpah, Sultra justru masih bergantung pada dana transfer dari pusat sebesar 65 persen untuk mengelola daerah.
“Ironis, daerah kaya, tapi ketergantungan dengan pusat itu 65 persen, kami punya kekuatan hanya 34 persen,” jelasnya di hadapan pimpinan sidang Komisi II DPR RI.
Menurut ASR, hal tersebut bisa terjadi karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Sultra tidak maksimal. Dia melanjutkan apabila PAD Sultra bisa maksimal, maka ketergantungan terhadap pusat bisa terus ditekan.
“Saya berdinas di Sultra dua tahun, kita harus bergantung 35 persen saja dari dana transfer pusat,” lanjutnya.
ASR mengaku telah melakukan kalkulasi terhadap perusahaan-perusahaan tambang yang beroperasi di Bumi Anoa untuk bisa melaksanakan kewajibannya terhadap daerah. Kewajiban-kewajiban itulah yang bisa membuat fiskal atau pendapatan daerah bisa terus tumbuh dan perlahan bisa mengurangi ketergantungan pada dana transfer dari pemerintah pusat.





