Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Video

Wa Ode Nurhayati: Doktrin Sesat Politik Uang dan Kekuasaan

Kendari – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Sulawesi Tenggara (Sultra), Wa Ode Nurhayati berkunjung ke KI-sahan Podcast. Kedatangannya untuk bertukar pikiran terkait isu-isu politik uang dan doktrin sesat kekuasaan di Bumi Anoa.

Dalam kesempatan itu, Wa Ode Nurhayati menjelaskan saat ini kontribusi perempuan pada dunia pemilihan legislatif cukup banyak terkhusus di Partai Hanura Sultra, untuk itu dia mewanti-wanti para kadernya untuk tidak bersentuhan dengan politik uang dan sebagainya.

“Jangan pernah termakan doktrin sesat bahwa uang dan kekuasaan bisa mengantar teman-teman untuk duduk sebagai anggota DPR,” katanya, Rabu (7/6/2023).

Ketua DPD Partai Hanura Sultra, Wa Ode Nurhayati.
Ketua DPD Partai Hanura Sultra, Wa Ode Nurhayati. Foto: Tim KI-sahan Podcast. (7/6/2023).

Menurutnya, jika uang dapat mengantarkan seseorang ke tujuan sebagai seorang anggota dewan pastilah dirinya tidak akan sampai ke Senayan (DPR RI) saat itu. Hal tersebut dia buktikan karena latar belakangnya yang memang bukan orang “berduit”, sedangkan ayah ibunya hanya seorang pedagang kaki lima.

“Kalaulah kekuasaan yang bisa bawa saya ke Senayan, pasti bukan saya yang ke nasional, soalnya saya bukan siapa-siapa pada saat itu,” tambahnya.

Hal inilah yang ingin dibangun oleh Wa Ode Nurhayati kepada para kadernya agar nantinya bisa menghasilkan tokoh-tokoh wakil rakyat yang tulus untuk menyuarakan aspirasi masyarakat bawah ke pucuk pimpinan di dewan nasional (DPR RI).

Baca Juga:  Cerita La Ode Barhim Mengaku Dikudeta dari PPP Sultra: Mungkin karena Saya Tidak Punya Uang

“Meskipun ini berat, saya selalu tanamkan kepada teman-teman kader di Hanura untuk tetap berjuang dengan semangat yang saya tanamkan ini, jangan sampai hanya gegara uang dan kekuasaan kita takut untuk melangkah,” bebernya.

Untuk itu, Wa Ode Nurhayati mengimbau kepada para kadernya, cara-cara persuasi dan pendekatan langsung kepada masyarakat jauh lebih baik, ketimbang menjadi “saudara lima tahun”. Justru mendatangi warga dengan mendengarkan keluhan mereka dapat menjalin silaturahmi yang baik, ketimbang mengandalkan kekuatan uang.

“Rumusnya cuma satu, hari ini ada berapa pintu yang kalian ketuk, berapa keluhan yang kalian dengar, itu semua dibukukan sebagai bentuk serapan aspirasi dari mereka,” lanjutnya.

Wa Ode Nurhayati juga menegaskan, jangan pernah menghina masyarakat Sultra dengan memberikan iming-iming uang supaya mereka mau memilih salah satu caleg. Menurutnya, hal ini sangat tidak disukai masyarakat dan terkesan merendahkan mereka.

“Hal ini menurutnya sebagai penghinaan masyarakat sekaligus penghinaan demokrasi yang bisa merusak marwah demokrasi itu sendiri,” pungkasnya.

Penulis: Hasmin Ladiga

Editor Video
Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten