Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

7 Fakta Menarik Bombana Sultra, Keberagaman Budaya Tari Lumense hingga Punya Negeri di Awan

7 Fakta Menarik Bombana Sultra, Keberagaman Budaya Tari Lumense hingga Punya Negeri di Awan
Tari Lumense dari Kabupaten Bombana akan ditampilkan pada HUT RI ke-77 di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kemendikbud.

Bombana – Wilayah Kabupaten Bombana merupakan salah satu daerah tingkat dua di Sulawesi Tenggara (Sultra). Daerah yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Buton di tahun 2003 lalu ini ternyata menyimpan sederet fakta unik yang belum banyak diketahui orang.

Apa saja, berikut tujuh fakta menarik yang dimiliki Kabupaten Bombana:

  1. Suku Moronene

Daerah ini dulunya merupakan wilayah Kerajaan Moronene yang dikenal dengan tiga daerah yaitu Poleang, Rumbia dan Kabaena. Penduduk asli yang mendiami wilayah ini adalah Suku Moronene. Suku Moronene disebut juga Tomaronene. Suku Moronene diyakini mempunyai pertalian darah dengan Suku Mori di Malili, Toraja di Sulawesi Selatan, Tabungku, Tolaiwi, dan Tomekongga.

Rumah adat Suku Moronene.
Rumah adat Suku Moronene. Foto: Adriyawan Jasrul.

Kata Moronene itu sendiri terdiri dari tiga kata, yaitu To, Moro, dan Nene. To berasal dari kata Tau yang berarti manusia atau orang, Moro berarti Suku Moro, dan Nene adalah nama tumbuhan pohon resam atau pohon bambang yang dapat dijadikan tali, yang dalam bahasa Moronene rumbia dan Moronene Poleang disebut pohon onene, sedangkan dalam bahasa Moronene Kabaena disebut pu’u bomba yang berarti pohon bomba. Dengan demikian kata Moronene berarti orang Moro yang tinggal di sekitar pohon onene atau pohon resam atau pohon bomba.

Wilayah pemukiman orang Moronene yang merepresentasikan asal usul mereka adalah daerah perbukitan di hulu sungai yang ditumbuhi pohon onene atau resam atau bomba. Kulit batang resam bisa dijadikan tali, sedangkan daunnya dapat digunakan untuk membungkus makanan contohnya yakni dapat dijadikan sebagai pembungkus kue lemper.

  1. Terasi Bulat

Kabupaten Bombana merupakan wilayah pesisir yang tentunya hasil laut masih cukup diandalkan. Seperti terasi yang kini menjadi buah tangan khas daerah ini. Terasi Bombana berbahan dasar udang kecil ini kerap dijumpai di wilayah Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah. Keduanya memang terkenal sebagai sentra produksi terasi rumahan.

Terasi bulat khas Kabupaten Bombana.
Terasi bulat khas Kabupaten Bombana. Foto: Hizam.

Uniknya terasi ini berbentuk bulat yang mana biasanya sering dijumpai terasi berbentuk persegi. Terasi udang ini menyerupai bola tenis atau biasa masyarakat sekitar menyebutnya terasi bola-bola. Terasi ini memiliki variasi harga mulai Rp10 ribu hingga Rp15 ribu tergantung besarannya.

Baca Juga:  Sempat Kabur Dalam Hutan, Pelaku Pembunuhan Warga saat Acara Lulo di Konsel Serahkan Diri
  1. Savana Bukit Punggung Kuda

Gugusan bukit-bukit yang diselimuti rerumputan hijau di sebuah perbukitan di Kabupaten Bombana tampak indah dan mempesona. Tepat di sisinya terdapat sebuah danau yang cukup luas dan tenang. Jika berdiri di pinggir danau, semilir angin akan menambah sejuknya tempat itu.

Di musim yang kurang menentu ini, bukit-bukit tersebut berubah menjadi sebuah vegetasi padang rumput yang ditumbuhi pepohonan atau sekelompok pohon yang terpencar. Tipe ekosistem seperti ini merupakan Padang Savana.

Panorama Bukit Punggung Kuda yang terletak di Kabupaten Bombana.
Panorama Bukit Punggung Kuda yang terletak di Kabupaten Bombana. Foto: Miun SRV. (2022).

Ya tempat ini akrab di telinga masyarakat dengan sebutan Bukit Punggung Kuda. Entah bagaimana permulaan nama itu bisa terdengar sampai saat ini. Namun di linimasa akhir-akhir ini marak berseliweran dengan nama tempat tersebut. Konon, topografi gugusan perbukitan yang terlihat dari kejauhan seperti undakan-undakan punggung kuda.

Bahkan sejauh mata memandang hanya tampak kawasan perbukitan yang ditumbuhi beberapa jenis pohon yang hijau dan ranting mati hidup berpisah-pisah. Tempat ini sangat direkomendasikan bagi para penikmat panorama perbukitan untuk camping atau memasang tenda. Sebab momen-momen saat matahari terbit dan terbenam sangat pas jika dinantikan di tempat ini.

  1. Karang Atol Pulau Sagori

Bombana ternyata menyimpan satu keindahan bawah lautnya. Apalagi kalau bukan Pulau Sagori. Keindahan karang atol berbentuk hampir setengah lingkaran ini menyimpan kekayaan alam bawah lautnya yang sangat memanjakan mata para traveler. Pulau ini tak lebih dari onggokan pasir putih dengan panjang sekitar 3.000 meter dan pada bagian tengah yang paling lebar 200 meter.

Keindahan Pulau Sagori, Kabupaten Bombana.
Keindahan Pulau Sagori, Kabupaten Bombana. Foto: Arvan Muliawan.

Selain memiliki bentangan pasir yang luas dan lebar, pulau yang masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Bombana ini dihiasi oleh pohon-pohon pinus yang menjulang dan berjajar rapi di tepian pantai. Sebagai pencinta panorama sunset dan sunrise, tempat ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Anda akan disajikan dengan panorama langit senja yang sangat memukau di sore hari di ufuk Barat dan kehangatan mentari pagi yang menyinari dari ufuk Timur.

  1. Air Panas Tahi Ite

Pemandian Air Panas Tahi Ite bisa menjadi list perjalanan Anda jika berkunjung ke Bombana, Sultra. Destinasi wisata yang satu ini memiliki daya tarik tersendiri dari tempat lainnya sehingga wajib untuk Anda kunjungi.

Baca Juga:  Pertama Kali Dirayakan, HUT ke-63 Buton Diperingati dengan Acara Pakande-kandea
Permandian Air Panas Tahi Ite di Kabupaten Bombana.
Permandian Air Panas Tahi Ite di Kabupaten Bombana. Foto: Dok. Jelajah Sultra. (2021).

Nama julukan tempat ini sebenarnya diambil dari nama desa setempat, Desa Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu, Bombana. Tahi Ite sendiri bermakna laut kecil.

Meski awalnya terlihat seperti tempat pemandian air panas biasa, siapa sangka ternyata objek wisata ini menyimpan keunikan tersendiri. Keunikannya terletak pada tampilan air yang berwarna seperti biru kehijauan laut, airnya yang terasa payau dan memiliki karang-karang mirip hidup di laut.

  1. Tari Lumense

Bombana menyimpan sebuah ritual adat sejak turun-temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini yakni Tari Lumense. Tarian ini dikenal masyarakat adat sebagai tarian pengusir wabah atau tolak bala.

Kata Lumense berasal dari bahasa Suku Moronene yakni ‘lumee’ yang bermakna mengais dan ‘eense’ berarti loncat. Di masa lalu, Tari Lumense dilakukan dalam ritual penyembahan roh halus yang disebut kowonuano (penguasa/pemilik negeri).

Ritual ini dimaksudkan agar kowonuano berkenan mengusir segala macam bencana atau tolak bala. Meski terjadi penambahan nama dan pengembangan gerakan, tarian yang ditampilkan di Istana Merdeka tetap berbasis Tari Lumense milik Suku Moronene di Kabaena dan tidak menghilangkan makna di dalamnya.

  1. Desa Tangkeno Negeri di Awan

Bombana memiliki sejumlah wisata alam yang begitu indah, salah satunya yang berada di Pulau Kabaena, Desa Tangkeno. Belakangan ini destinasi Tangkeno mulai ramai diperbincangkan warganet karena pesonanya yang terbilang sangat indah.

Desa Wisata Tangkeno
Desa Wisata Tangkeno di Pulau Kabaena. Foto: Instagram @eksotiskabaena.

Tangkeno merupakan desa wisata budaya yang terjaga keasriannya. Tempat ini berada di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan air laut. Itulah mengapa Tangkeno dijuluki sebagai negeri di atas awan. Ketika pengunjung berada di Kabupaten Bombana, sebaiknya jangan lupa untuk menyambangi tempat ini. Desa wisata budaya di Tangkeno menawarkan berbagai wisata yang menawan.

Atmosfer perbukitan yang tenang dan berhawa sejuk ketika berada di sini, selalu berhasil memikat pengunjung untuk menginap dalam beberapa hari untuk menyaksikan panorama alamnya yang begitu eksotis.

Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!

Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten