Sebaran HIV/AIDS di Kolaka Capai 110, Ada 2 Puskesmas dengan Penemuan Kasus Terbanyak
Kolaka – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini menemukan sebanyak 110 kasus orang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di wilayah tersebut.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Kolaka, dr. Muhammad Aris mengatakan bahwa sebaran tersebut berdasarkan data dari 13 puskesmas yang berada di Kabupaten Kolaka per 18 Oktober 2023 lalu.
“Dari 13 puskesmas itu, data sebaran HIV tertinggi ada di Puskesmas Kolaka yang berjumlah 30 kasus. Kemudian di Puskesmas Pomalaa berjumlah 27 kasus penderita HIV,” jelas Muhammad Aris saat ditemui Kendariinfo, Senin (23/10/2023).
Selain dua puskesmas tersebut, kasus penderita penyakit HIV juga tercatat di Puskesmas lain. Di antaranya sebagai berikut:
- Puskesmas Wundulako 13 kasus
- Puskesmas Toshiba 10 kasus
- Kolakaasi 7 kasus
- Watubangga 5 Kasus
- Toari 4 kasus
- Tanggetada 4 kasus
- Baula 3 kasus
- Latambaga 3 kasus
- Polinggona 2 kasus
- Iwoimendaa 1 kasus
- Wolo 1 kasus
Aris melanjutkan, penemuan kasus infeksi HIV di Kolaka saat ini terus bertambah seiring dengan dilakukannya skrining di masing-masing puskesmas.
“Jumlahnya bertambah, karena kita baru terima data lagi penambahan kasus di beberapa puskesmas seperti di Wundulako, Tanggetada, dan Polinggona. Lebih dari 110 dari data 18 Oktober itu,” kata Aris.
Ia menyebut, ada tiga faktor utama dalam penyebab penularan HIV ini, di antaranya penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang digunakan secara bersama-sama. Kemudian karena hubungan seksual yang tidak aman oleh pasangan lawan jenis.
“Dari beberapa kasus yang kita temukan juga ada karena hubungan seksual sejenis atau sesama laki-laki di Kolaka ini,” terangnya.
Aris menambahkan, sebagai upaya penanganan penderita HIV itu, pihaknya memberikan obat antiretroviral (ARV) yang bertujuan mengurangi laju penularan HIV di masyarakat, menurunkan angka kesakitan dan kematian, memperbaiki kualitas hidup orang dengan HIV (ODHIV).
“Untuk saat ini, untuk penderita HIV, kita berikan obat ARV dan kontrol kesehatan. Ini obat yang bisa memperlambat perjalanan penyakit sehingga tidak begitu cepat ke titik AIDS, tetapi bukan menyembuhkan penyakitnya,” pungkasnya.