Ayo Jelajahi Air Terjun Waworaha, Pesona Wisata Alam di Hutan Belantara Konawe

Konawe – Menikmati wisata air merupakan satu pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu di akhir pekan. Ya mungkin pesisir pantai menjadi pilihan yang sering kali dipilih oleh orang banyak. Atau juga wisata air terjun yang cukup familiar dan terkenal selama ini. Membahas air terjun, Sulawesi Tenggara (Sultra) memang tak akan kehabisan stok objek wisata yang satu ini.
Nah, jika berwisata ke air terjun yang sudah terkenal di masyarakat itu biasa-biasa saja, bagaimana kalau menikmatinya di tempat yang belum banyak orang tahu. Kali ini, Kendariinfo akan membawa Anda menjelajahi dan melihat pesona satu air terjun ciptaan Tuhan yang tak kalah indah dengan yang lainnya. Letaknya berada di Kabupaten Konawe. Air terjun ini memang belum dikenal luas oleh orang banyak, tapi keindahannya tak kalah menarik dari air terjun lainnya.
Namanya Air Terjun Waworaha. Penamaan ini berasal dari nama desa setempat, Desa Waworaha. Nama air terjun ini mungkin masih cukup asing di telinga masyarakat Sultra. Objek wisata alam ini memang belum begitu tereksplor seperti air terjun pada umumnya. Namun keindahannya pasti tak kalah dengan yang lainnya.

Letak air terjun ini berada di Desa Waworaha, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit dari pusat Kota Kendari. Akses menuju titik masuk objek wisata alam ini terbilang cukup baik karena melintasi jalanan beraspal. Karena berada di tengah hutan belantara Konawe, maka pastinya kendaraan tidak bisa masuk hingga ke pinggir air terjun.
Wisatawan harus menyusuri jalan setapak yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua melewati perkebunan masyarakat setempat. Bagi yang menggunakan kendaraan roda dua bisa memasuki kawasan hutan hingga 200 meter dan memarkirkan kendaraannya. Tetapi untuk kendaraan roda empat, Anda hanya bisa memarkirkan kendaraan di pinggir jalan raya dan masuk ke dalam hutan berjalan kaki.
Oh ya, sampai saat ini belum ada rambu-rambu atau penanda di pinggir jalan yang menunjukkan adanya air terjun di dalam hutan tersebut. Solusinya Anda bisa menggunakan Google Maps karena beberapa wisatawan sudah membuat titik lokasi Air Terjun Waworaha. Anda tinggal mengetikkan nama itu dan akan diarahkan menuju lokasi tempat ini.
Di sinilah petualangan menjelajahi Air Terjun Waworaha akan dimulai. Kamu harus memulai perjalanan dengan cara tracking melewati jalan setapak yang biasa digunakan oleh warga sekitar untuk mencari kayu dan berkebun di dalam hutan dengan datar. Waktu-waktu tertentu, wisatawan bisa menikmati hasil panen durian petani lokal.

Perjalanan menuju lokasi ini sebenarnya cukup mudah karena jalannya berkontur datar hingga ke titik air terjun. Hanya saja ketika sudah berada di lokasi yang dituju, sedikit memanjat menepi di bebatuan agar bisa mencapai wilayah atas air terjun. Perjalanan juga akan menyeberangi anak-anak sungai, dan menyisir sungai hingga kurang lebih 30 menit sampai tiba di Air Terjun Waworaha.
Selama perjalanan Anda akan disuguhkan pepohonan yang rindang berusia tua berjajar rapi menemani setapak demi setapak kaki menuju air terjun ini. Kicauan burung dan bunyi jangkrik yang merdu akan terdengar dari segala arah yang membuat waktu perjalanan tidak begitu terasa. Batu-batu dengan ukuran besaran tersusun rapi di sisi sungai. Rasa sejuk dan segar akan lebih terasa saat mendekati objek wisata alam ini.
Karena lokasi air terjun ini berada di tengah-tengah hutan, alangkah baiknya perlu mengajak warga lokal setempat untuk memandu Anda selama perjalanan menuju tempat ini. Saat tiba di lokasi, rasa kesejukan yang memadukan antara pepohonan dan hawa sejuk air terjun begitu menyegarkan. Air terjun ini tidak begitu tinggi hanya berkisar 8 meter dari atas ketinggian.
Walaupun di musim kemarau, ternyata air terjun ini masih lumayan indah untuk dinikmati. Terlebih ketika musim hujan tiba. Informasi dari masyarakat sekitar walaupun musim kemarau berkepanjangan dan aliran sungai di wilayah bawah mengering, air terjun ini tidak akan pernah habis hanya saja volume airnya berkurang.
Sementara di bawah pancuran, terdapat kolam yang cukup luas dengan kedalaman berkisar 2 meteran. Masyarakat sengaja membendung menggunakan batu agar kolam ini bisa terasa dalam. Di sekitar air yang jatuh terdapat batu-batu sungai dengan ukuran sangat besar yang bisa digunakan wisatawan latar berfoto. Pohon-pohon berumur tua pula menghiasi sekeliling air terjun.
Bagi Anda yang ingin bersantai dengan tidak takut ketinggian, bisa mencoba memanjat hingga ke atas air terjun atau menapaki pinggir bebatuan. Anda bisa merasakan sensasi menikmati air terjun dengan cara melompat dari ketinggian dan mencapai dasar kolam, atau bisa bersantai sejenak sambil menikmati alam belantara Konawe ditemani dengan air terjun dari atas. Di jalur sungai, terdapat batu yang bisa digunakan untuk bersantai dan menikmati kesegaran air terjun.
“Air terjun ini mungkin belum banyak yang tahu karena masih sedikit yang datang kesini. Beberapa kali saya ke sini memang paling hanya beberapa orang saja yang saya temui. Seperti hari ini, hanga ada dua kelompok wisatawan yang datang itupun sedikit,” kata Lilong kepada Kendariinfo, pada Minggu (22/1/2023).
Rata-rata yang mengunjungi tempat ini merupakan remaja-remaja pencinta alam. Mungkin dengan alasan tempat air terjun yang tidak begitu mudah untuk diakses secara umum karena harus menyusuri hutan belantara dan berjalan setapak hingga 30 menit lamanya.
Namun sayang keindahan dan keasrian tempat ini ternyata tercoreng oleh ulah oknum-oknum wisatawan yang tidak bertanggung jawab. Di sisi Barat air terjun banyak sampah-sampah seperti plastik makanan, camilan hingga botol-botol plastik yang dibuang secara serampangan usai dikonsumsi. Alhasil, kawasan tersebut kurang sedap dipandang dengan sampah yang tersebar.
“Tolonglah kalau ke sini ya jangan buang sampah sembarangan. Silakan membawa makanan apapun itu, tapi kalau pulang ya harus dibawa lagi jangan dibuang sembarangan. Marilah kita jaga bersama wisata-wisata alam kita yang ada,” ungkapnya.


