Berprestasi di Bidang Robotik, Alyah Qanita Bebas Tes Masuk MAN 1 Kendari
Kendari – Sebagai murid berprestasi di bidang robotik, siswi SMP Negeri 15 Kota Kendari, Alyah Qanita mendapatkan apresiasi dengan diterima bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kendari lewat jalur masuk bebas tes.
Putri dari pasangan La Ode Tafzilan dan Ismawati Puspaoni memanfaatkan golden ticket yang ia kantongi, salah satunya pemegang medali perunggu kejuaraan desain robotik internasional yang berlangsung di Korsel, pada 7 Agustus 2022.
Alyah Qanita juga pernah meraih medali perunggu kejuaraan kontes robot yang digelar di Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Saat itu, ia sukses menempati posisi ketiga di kategori animasi robot via online pada 2022.
Bukan hanya robotik, Alyah juga memiliki prestasi di bidang olahraga dan seni. Putri sulung dari 2 bersaudara ini pernah menyabet juara 1 Festival Musik Bambu dan 2 Kejuaraan Tenis Meja Tingkat SMP se-Kota Kendari.
Bermodalkan prestasi itu, ia menyerahkan berkas pendaftaran dengan melampirkan sejumlah sertifikat dan medali serta golden ticket ke Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) MAN 1 Kendari, pada Selasa (20/2/2024).
Ketua PPDB MAN 1 Kendari, Zulrahmat mengatakan, pihaknya telah menerima siswi bernama Alyah Qanita tanpa melalui tes, menggunakan golden ticket karena berprestasi di bidang robotik.
“Itu sudah kami akomodir, karena relevan (sesuai) dengan kami punya komitmen prestasi robotik. Karena kami punya prakarya robotik, kami punya tim robotik, punya sumber daya untuk menjadikan anak-anak belajar robotik,” ujarnya, Rabu (21/2).
Menurut dia, MAN 1 Kendari memprioritaskan siswa berprestasi di bidang robotik, karena sekolah berlatar belakang agama ini kerap mengikuti ajang Madrasah Robotik Competition di Kementerian Agama yang diselenggarakan setiap tahun.
“Jadi dia tanpa tes lagi, jadi kita punya potensi (pengembangan) minat bakat. Kalau dia punya golden ticket pakai sertifikat juara robotik, atau mengikuti robotik internasional, dia kita arahkan untuk prestasi robotik,” jelasnya.
Di lain pihak, ibu Alyah Qanita, Ismawati Puspaoni menceritakan, anaknya tersebut memiliki bakat desain robot sejak usia 7 tahun.
Awalnya hanya menggambar manual di buku gambar, yang juga salah satu hobinya. Saat menginjak usia 13 tahun, Alyah baru bisa menggambar menggunakan aplikasi Corel Draw.
“Bukan saja robot yang digambar tapi kartun. Seiring berkembangnya teknologi, melihat saya suka desain menggunakan aplikasi Corel Draw di laptop, maka dia juga tertarik untuk mencoba desain menggunakan aplikasi,” beber Ismawati.
Ismawati Puspaoni sendiri merupakan guru jurusan Teknologi Informasi (TIK) SMK Negeri 1 Kendari. Dirinya kerap melatih muridnya mendesain robot kepada murid-muridnya di sekolah.
Ia pun memberikan apresiasi dan dukungan fasilitas terhadap pengembangan bakat yang dimiliki anaknya, termasuk menyekolahkan di MAN 1 Kendari.
“Kami memilih MAN 1 Kendari karena ingin belajar agama lebih lanjut dan kebetulan MAN 1 mata pelajaran prakarya salah satunya siswa bisa mengembangkan bakat di bidang robotik,” tegasnya.
Dirinya berharap, setelah masuk MAN 1 Kendari bisa menjadikan Alyah Qanita sebagai siswi berakhlakul karimah, unggul, berprestasi, kreatif, dan inovatif.
Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!