Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Jaya Tamalaki Ingatkan Warga Jangan Pilih Cagub Banyak Bicara dan Pendusta

Jaya Tamalaki Ingatkan Warga Jangan Pilih Cagub Banyak Bicara dan Pendusta
Sutradara Film 8 Warrior, Cinta dan Tanah Air, Jaya Tamalaki. Foto: Istimewa.

Kendari – Salah satu putra daerah Sulawesi Tenggara (Sultra), Jaya Tamalaki, ikut merespons hiruk pikuk perpolitikan jelang Pilkada 2024 mendatang. Jaya pun mengingatkan kepada masyarakat untuk jeli memilih pemimpin.

Jaya mengatakan jeli dalam memilih pemimpin itu agar masyarakat ikut andil mencari tahu rekam jejak para calon kepala daerah, khususnya di pilgub. Ia mengingatkan agar masyarakat jangan memilih calon gubernur yang banyak bicara dan pendusta.

“Sultra butuh pemimpin yang pandai bekerja, bukan hanya pandai bicara. Kalau orang Tolaki menyebut ‘Bitara mbena‘,” ujar Jaya, Selasa (23/4/2024).

Sutradara kelahiran Konawe itu pun menyinggung soal calon pemimpin yang kerap mengklaim, berjanji dan kuat ‘ngeles’. Menurutnya, calon pemimpin seperti itu tak ayalnya orang yang otaknya kurang lima sendok. Alasannya karena manusia tidak dikonstruksi untuk tujuan menjadi korup, pendusta, dan munafik.

Karakter seperti itu hanya ada di bangsa mantan malaikat yang membangkang kepada Tuhan. Meski begitu, selaku makhluk sempurna, manusia mampu meniru dan melakukan karakter itu jika tidak terjaga fitrah kemanusiaannya.

“Apabila hukum sosial di suatu negeri telah terdegradasi, di mana pendusta, kejahatan, dan hal-hal tidak wajar dilakukan seseorang sudah dianggap biasa, dipandang layaknya pahlawan, bahkan dihargai berlebihan hanya karena memiliki banyak uang, atau sedang dan pernah memiliki jabatan, maka ada masalah dengan mental masyarakat di negeri tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga:  Diarak Sejumlah Simpatisan saat Pengembalian Berkas, HRS Optimis Rebut Rekomendasi PDIP dalam Pilkada Kolaka

Jaya mengingatkan dengan tegas kepada calon yang menurutnya punya banyak masalah soal janji. Jika ingin menjadi orang nomor satu di Sultra, mulailah dengan belajar jujur pada diri sendiri. Sepandai apa pun dalam berkilah, realitas, rekam jejak, dan kinerja tidak bisa dimanipulasi dengan kata-kata manis, bicara berapi-api, dan klaim sepihak sebagai dalam semua hal. Sebab masyarakat Sultra terlalu kritis dan jeli untuk dininabobokan dengan janji.

Jaya mengaku tak ada niat yang buruk dalam hal ini, melainkan rasa cintanya terhadap tanah kelahiran. Harapannya, semoga masyarakat Sultra bisa memilih pemimpin dengan rekam jejak dan kinerja baik, mengerti kondisi sosial warganya, tahu bagaimana mengelola semua potensi di daerah kita.

“Karena ini bukan tentang saya, anda, dia, seseorang, atau tentang bagaimana membangun dinasti di daerah ini, tetapi tentang Sultra kita bersama, dan generasi kita berikutnya. Silahkan saja kalau ingin menjadi pemimpin di daerah yang kita cintai ini, karena setiap orang punya hak untuk itu, tetapi jangan juga terlalu ‘Mangoa‘ kata orang Tolaki,” beber sutradara 8 Warrior, Cinta, dan Tanah Air ini.

“Hanya mengandalkan nafsu kekuasaan, dan sibuk menjaga dinastinya, tetapi lalai membenahi, dan memantaskan diri untuk menjadi nahkoda Sultra ke depan. Kalau dirinya saja ia khianati dan tidak mampu untuk jujur bahkan untuk hal-hal kecil, apalagi terhadap orang lain dan masyarakat Sultra,” imbuhnya.

Baca Juga:  Kendari Water Sport Terkesan Tak Terawat, Dispar Sultra akan Rehabilitasi

Saatnya Sultra berbenah. Masyarakatnya belajar lebih kritis lagi dalam memilih pemimpin, tidak mudah termakan janji, memilih dengan hati, serta pikiran jernih bukan karena alasan remeh, dan sebisa mungkin mencegah para pemelihara dinasti kekuasaan demi pemerataan.

Di akhir pernyataannya, Jaya ingatkan jika Sultra dipimpin orang yang salah, maka salah satu daerah terkaya ini, akan begini-begini saja. Di mana yang menikmati sumber daya alam Sultra, hanya para pemimpinnya beserta dinastinya, rekanan, dan pihak luar.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten