Konawe Utara Sumbang 819 Ribu Ton Karbon Dioksida Ekuivalen Setiap Tahun
Konawe Utara – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat Kabupaten Konawe Utara (Konut) rata-rata menyumbang 819 ribu ton karbon dioksida ekuivalen (CO₂e) setiap tahun. Dari tahun 2002 sampai 2024, total karbon dioksida ekuivalen yang dihasilkan Konut mencapai 41,6 juta CO₂e.
Direktur Walhi Sultra, Andi Rahman, mengatakan penyumbang karbon dioksida ekuivalen adalah hilangnya hutan primer akibat industri ekstraktif. Sejak tahun 2002 sampai 2024, Konut telah kehilangan 39,3 ribu hutan primer basah, setara 69 persen dari total tutupan pohon.
“Data menunjukkan 72 persen kehilangan hutan di Konut adalah deforestasi akibat ekspansi industri ekstraktif,” kata Andi melalui keterangan tertulisnya, Senin (6/10/2025).
Akibat deforestasi, hutan Konut dulunya menyerap karbon kini menjadi penyumbang emisi yang mempercepat perubahan iklim. Hutan yang dulu menjadi rumah bagi satwa endemik Sulawesi, seperti anoa (Babulus), babi rusa (Babyrousa celebensis), dan burung rangkong atau julang (Rhyticeros cassidix), makin terfragmentasi.
Masyarakat adat dan desa-desa juga kehilangan sumber pangan, obat, dan air bersih. Bencana ekologis, seperti banjir, longsor, dan sedimentasi sungai, menjadi kian sering. Penopang hidup mereka, kini berubah menjadi lahan industri ekstraktif.
“Deforestasi di Konawe Utara bukanlah fenomena alamiah, melainkan akibat dari model pembangunan ekstraktif yang rakus ruang dan abai terhadap lingkungan serta hak masyarakat,” ungkap Andi.
