Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Lahan PT SCM di Konawe Diduga Habitat Anoa, BKSDA Klaim Satwa Belum Terusik

Lahan PT SCM di Konawe Diduga Habitat Anoa, BKSDA Klaim Satwa Belum Terusik
Induk dan anak anoa yang sering muncul di kawasan PT SCM. Foto: Istimewa. (16/6/2022).

Konawe – Hutan produksi yang merupakan lokasi izin usaha pertambangan milik PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga merupakan habitat satwa liar, termasuk di antaranya anoa (Bubalus sp). Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra mengeklaim bahwa anoa di kawasan itu belum terusik dengan aktivitas PT SCM saat ini.

Hal itu berdasarkan hasil patroli tumbuhan dan satwa liar yang dilakukan petugas Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra di lahan konsesi PT SCM pada 16 dan 17 Juni 2022 lalu. Di sana, petugas masih menemukan anoa secara langsung, termasuk satwa lain seperti, ayam hutan (Gallus) dan reptil soa layar atau kadal air (Hydrosaurus).

“Di situ bukan hanya anoa yang ada, tapi ayam hutan dan soa layar juga kami temukan. Di sana kata mereka (pekerja PT SCM) banyak rusa (Cervidae), tapi dua hari kami di sana cek-cek tidak sempat ketemu,” ujar Koordinator Rescue BKSDA Sultra, Ashar, kepada Kendariinfo saat ditemui di Kantor BKSDA Sultra, Jumat (24/6/2022) lalu.

Petugas BKSDA Sultra memasang papan imbauan agar tidak berburu satwa dilindungi di kawasan PT SCM.
Petugas BKSDA Sultra memasang papan imbauan agar tidak berburu satwa dilindungi di kawasan PT SCM. Foto: Istimewa. (17/6/2022).

Ashar menjelaskan, petugas menemui anoa saat pertama kali tiba di kawasan PT SCM. Petugas melihat langsung dua anoa itu di pinggiran jalan tambang yang hanya berjarak 20 meter dari mereka. Hari kedua patroli, petugas kembali menyaksikan dua anoa yang sama dengan hari pertama di dekat basecamp PT SCM.

Baca Juga:  Ini Tenant yang Sudah Ada dan Akan Segera Buka di The Park Kendari

“Kita tiba di sana sore, sempat jumpa dengan anoa. Jaraknya dengan mobil itu sekitar 20 meter. Itu hari Kamis. Pada hari Jumat, kami melihat lagi anoa berada di sekitar basecamp mereka. Ini yang sering muncul tiga (induk dan anak anoa) sebenarnya, tapi jantannya jarang,” jelasnya.

Klaim bahwa anoa belum terusik dengan aktivitas PT SCM karena petugas patroli BKSDA Sultra masih menyaksikan kondisi hutan yang masih lebat. Dalam kawasan PT SCM yang memiliki luas 21,1 ribu hektare itu, petugas juga menemukan sabana dengan kondisi yang luas dan masih terjaga sebagai habitat satwa. Meski begitu, tak ada jaminan bahwa anoa akan aman selamanya setelah PT SCM membuka lahan secara besar-besaran.

“Masih bagus hutannya. Tapi kita tidak jamin habitat anoa akan aman kalau ke depan perusahaan sudah besar. Saat ini belum, tapi ke depan bisa saja dia terusik. Perusahaan juga tidak menjamin itu,” ungkapnya.

Saat patroli, petugas BKSDA Sultra hanya melakukan sosialisasi kepada pihak perusahaan dan masyarakat setempat. Selain itu, petugas juga telah memasang papan larangan untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperdagangkan satwa liar.

“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga dan pihak perusahaan. Kami juga sudah pasang papan imbauan,” kata Ashar.

Baca Juga:  Viral Seekor Hiu Paus Mati Terdampar di Pantai Waode Buri, Buton Utara

Namun jauh sebelum itu, PT SCM pun telah mewanti-wanti para pekerjanya agar tidak menangkap, melempar, atau memasang jerat anoa. PT SCM yang melarang pekerjanya mengganggu anoa telah dilakukan sejak pertama kali melakukan survei pada 2018 dengan memasang papan imbauan. Pada papan imbauan tersebut bertuliskan, “UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Perhatian! Dilarang berburu satwa liar di dalam IUP PT Sulawesi Cahaya Mineral”.

“Waktu survei 2018 perusahaan melihat spot-spot anoa. Dari situ, mereka langsung pasang spanduk, bahwa di daerah itu dilarang menangkap, melempar, atau memasang jerat. Itu inisiatif perusahaan sendiri, jadi mereka sudah paham bahwa anoa itu satwa yang dilindungi,” katanya.

Patroli BKSDA Sultra di kawasan PT SCM merupakan tindak lanjut dari kemunculan induk dan anak anoa di daerah tersebut. Kemunculan dua anoa itu diabadikan dalam sebuah video oleh para pekerja PT SCM. Pada video tersebut, dua anoa terlihat muncul di pinggiran hutan dan berjalan beriringan. Induk anoa tampak berwarna hitam pekat sedangkan anaknya berwarna cokelat kekuning-kuningan.

“Anoa yang viral di Facebook sama dengan yang kita temukan. Induknya itu sekitar tujuh tahun sedangkan anaknya baru sekitar lima bulan,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten