Melihat Kreativitas Warga Binaan Lapas Kelas II A Kendari Buat Motor Custom Japstyle
Kendari – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata diberikan keluwesan untuk menggali potensi yang ada dalam diri.
Seperti yang dilakukan para warga binaan dalam pembinaan konsep kemandirian dengan berkarya di bidang perbengkelan dan pabrikasi.
Koordinator Humas Lapas Kelas II A Kendari Mustar Taro menuturkan setiap WBP dianjurkan untuk menggali potensi dirinya saat berada di dalam Lapas. Untuk pembinaan di Lapas seluruh Indonesia terbagi dua konsep yakni pembinaan kepribadian dan kemandirian.
Sementara di bidang perbengkelan dan pabrikasi merupakan pola pembinaan kemandirian guna mengasah kemampuan dan kreativitas para WBP saat berada di dalam Lapas.
“Di semua Lapas di Indonesia itu ada dua konsep pembinaan yakni pembinaan kepribadian dan kemandirian,” kata Mustar saat ditemui Kendariinfo, Rabu (13/9/2023).
Untuk konsep kemandirian, Lapas Kelas II A Kendari memberikan fasilitas kepada para warga binaan untuk berkreasi sesuka hatinya sesuai keahlian dan keinginan di bidang masing-masing. Seperti bidang perbengkelan dan pabrikasi. WBP ini lebih dulu dibimbing oleh para ahli yang telah disiapkan terkait keahlian mekanik dan modifikasi di perbengkelan kendaraan bermotor.
Melalui program ini, WBP diharapkan mampu mengembangkan kemampuannya khususnya di bidang otomotif. Bahkan mereka pun menyediakan jasa perbaikan motor, modifikasi mesin, desain motor, pengecatan hingga pembuatan motor custom seperti japstyle di bengkel Lapas Kendari.
Tak hanya itu, Mustar mengungkapkan WBP juga diajarkan dengan keahlian pertukangan, pertanian hingga peternakan.
“Untuk di tempat ini, fokus dengan pembinaan kemandirian mulai dari kegiatan perbengkelan, pabrikasi hingga pertukangan kayu,” imbuhnya.
Program ini merupakan bentuk upaya memberikan skill atau keahlian untuk para warga binaan agar di dalam Lapas mendapat perhatian dan tidak merasa jenuh. Dampaknya, ketika masuk ke dalam Lapas karena melanggar hukum, nantinya setelah keluar WBP memiliki kreativitas dan tidak melakukan perbuatan melawan hukum kembali.
“Konsep kemandirian itu fokus pada pemberian skill atau keahlian keterampilan seperti kegiatan perbengkelan custom motor-motor. Ini semua karya warga binaan,” ujarnya.
Mustar berharap dengan adanya program konsep kemandirian itu menjadikan para warga binaan bisa memiliki pekerjaan dan bermanfaat luas untuk diri sendiri dan masyarakat lain kelak saat keluar dari jeratan hukum.
“Harapannya ketika sudah memiliki skill atau keahlian, warga binaan ini bisa bermanfaat bagi orang banyak. Terpenting mereka tidak mengulang kembali perbuatan melawan hukum,” pungkasnya.