Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Travel

Melihat Pesona Surga Penyelaman Gua ‘Oasis of Buton Island’ di Sultra

Melihat Pesona Surga Penyelaman Gua ‘Oasis of Buton Island’ di Sultra
Seorang cave diver sedang melintas dan menyusuri terowongan Gua Lapahia di Buton Tengah. Foto: Rock N Roll Divers Buton.

Buton – ‘Oasis of Buton Island’ Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), itulah julukan yang disematkan para cave diver atau penyelam gua yang tergabung dalam Rock N Roll Divers Buton. Sebuah julukan yang menggambarkan betapa eksotis dan seksinya gua-gua yang ada di wilayah kepulauan tersebut.

Hasil pemetaan Rock N Roll Divers Buton, dari ratusan data gua yang dimiliki, setidaknya kurang dari 100 gua yang sudah diidentifikasi memiliki aliran sungai bawah tanah dengan kualitas air yang bersih dan jernih. Dari total tersebut, para pencetus penyelam gua di Bumi Anoa itu berhasil memetakan dan menyelami gua sebanyak 40 titik.

“Eksplor awal kami itu sekitar awal 2017 yang pertama adalah Gua Oe Mamba di Mawasangka Timur, Buton Tengah, termasuk gua terdalam di Indonesia dengan kedalaman 75 meter vertikal,” kata Penyelam Rock N Roll Divers Buton, Sudiar kepada Kendariinfo, beberapa waktu lalu.

Gua Oe Mamba di Kecamatan Mawasangka Timur, Buton Tengah.
Gua Oe Mamba di Kecamatan Mawasangka Timur, Buton Tengah. Foto: Istimewa.

Sudiar mengungkapkan saat ini kiblat penyelaman gua di dunia diakuinya belum berada di Indonesia, tapi masih dipegang oleh Meksiko, Prancis, Florida, dan Thailand. Namun, Rock N Roll Buton yakin dengan kondisi dan topografi yang dimiliki gua-gua Buton Tengah bisa menjadi lirikan baru para pecinta cavers di dunia.

“Wisata menyelam gua di dunia baru ada di 4 negara, Meksiko, Florida, Prancis, dan Thailand. Karena mereka sudah booming sejak dulu. Jadi sekarang pengennya kita bisa masuk urutan ke-5,” bebernya.

Optimisnya Sudiar berbanding lurus dengan hasil pertemuan-pertemuan dengan komunitas pecinta cave diving yang menyatakan Indonesia, khususnya Kepulauan Buton memiliki keindahan gua yang tidak kalah dari negara-negara tadi.

“Di Indonesia, khususnya di Sultra dan lebih spesifik Buton, hanya ada satu-satunya (kuantitas titik gua lokasi penyelaman) spot,” ujarnya.

Selain itu, beberapa penyelam gua baik dalam maupun negeri yang sudah merasakan gua-gua yang ada di Kepulauan Buton ini dengan bimbingan mereka menyatakan tak kalah menarik dari gua-gua di 4 negara itu.

Baca Juga:  Terpikat dengan Pesona Air Terjun Lamesou Konawe Utara, Punya Tracking yang Uji Adrenalin

“Setiap tamu yang datang saya tanya, bagaimana sensasinya? Jawabannya ‘Ini Meksiko banget’, ‘Ini Thailand banget’ dan seterusnya,” ujarnya.

Dari sekian puluh gua yang berhasil diselami tim Rock N Roll Baubau, setidaknya ada 7 gua yang menjadi pilihan favorit.

“Secara spesifik dari semua gua yang kami explore, ada 7 gua yang paling favorit seperti Gua Lanto di Baubau. Gua Lapahia, Oe Mamba, dan Labungkari di (Buteng). Gua Halimin dan Laode Panu di (Muna) dan Gua Sarambolaea di Buton Utara (Butur),” ujarnya.

Potensi Penyelaman Gua di Buton

Penyelam Rock N Roll Divers Buton lainnya, Halim Maswar mengamini apa yang dipaparkan Sudiar. Halim mengungkapkan jika berbicara potensi ke depan, dirinya memiliki optimis yang cukup besar. Sebab, sampai saat ini dengan publikasi yang cukup luas, Kepulauan Buton sudah menaruh perhatian bagi para penyusur gua dengan peralatan selam lengkap.

“Kalau berbicara potensi, potensinya sangat besar. Animo masyarakat sudah melirik kita,” ungkapnya.

Selama ini, kata Halim, aktivitas penyelaman banyak berkutat pada jenis open water atau penyelaman tingkat pemula untuk scuba diving rekreasi. Menurut dia, dalam dunia penyelaman ada sebuah titik jenuh yang dirasakan bagi para penyelam. Sebagai orang yang berkutat dalam itu, mereka akan selalu terpacu dengan hal-hal baru, salah satunya penyelaman yang lebih ekstrem.

Halim mengatakan penyelam gua merupakan kategori penyelaman ekstrem atau wisata minat khusus. Alasannya, karena memiliki risiko yang cukup besar yang jika dilanggar akan berdampak fatal. Maka orang-orang akan penasaran dan lambat laun mulai mencoba dan menambah haluan jenis penyelaman.

“Di dunia penyelaman ini ada titik jenuh, orang-orang itu mau lebih. Dan penyelam gua ini memang orang yang harus berpengalaman, bukan yang baru-baru. Kalau baru open water, sangat tidak disarankan karena risikonya besar. Kalau ada masalah taruhannya nyawa,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kembali Aktif, Penerbangan ke Wakatobi Cuma Sementara untuk Hari Nusantara 2022

Namun risiko itu bisa diantisipasi jika dalam proses penyelaman gua tetap mengikuti instruksi hingga aturan yang telah ditetapkan oleh instruktur atau pelatih penyelaman gua.

Terpenting lagi dalam melihat potensi penyelaman gua ini ada di tangan pemerintah, selaku pemangku kebijakan dalam mendukung dan menyukseskan cita-cita untuk menjadikan Indonesia, khususnya di Kepulauan Buton sebagai salah satu tujuan wisata penyelaman gua di dunia.

“Untuk membuka dan melancarkan potensi ini, kami butuh dukungan kebijakan pemerintah, kerja sama antar-stakeholder hingga masyarakat luas,” ujar dia.

Sehingga, Halim berharap dengan adanya tren pariwisata di bidang tersebut, apa salahnya bisa dijadikan atensi besar oleh pemerintah dan para pelaku untuk mengembangkan ke arah yang lebih baik lagi.

“Jadi mumpung ini tidak ada di daerah lain di Indonesia, dan peminatnya ada, pasarnya jelas, kenapa tidak kita push untuk promosi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi, Dinas Pariwisata Sultra, Ammarie mengapresiasi langkah dan optimisnya Rock N Roll Divers Buton dalam mengembangkan dan memperkenalkan salah satu objek wisata yang selama ini belum tampak ke permukaan.

Menurut dia, setelah mempelajari pola tren wisata itu, ternyata sejalan dengan program pemerintah pusat dan daerah yang saat ini sangat concern terhadap kualitas pariwisata mulai dari wisatawan, destinasi wisata hingga pelaku wisata dalam hal ini pemerintah dan pengelola.

“Kalau kita lihat trennya baik di pusat maupun di daerah, bagaimana kita mengembangkan pariwisata ke arah quality tourism,” ujarnya.

Ammarie mengungkapkan hasil kajian bersama, karakteristik wisata di Sultra mengarah ke minat khusus. Ia pun berkomitmen bersama para stakeholder untuk tetap memperjuangkan dalam pengembangan wisata di bidang penyelaman gua ini.

Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten