Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Sebelum Tenggelam di Lagili Buteng, Pengemudi Pincara Ungkap Penumpang Memaksa Naik Meski Dilarang

Sebelum Tenggelam di Lagili Buteng, Pengemudi Pincara Ungkap Penumpang Memaksa Naik Meski Dilarang
Motoris perahu rakit (pincara) berinisial S ditetapkan tersangka atas tewasnya 15 penumpang di Perairan Lagili Buteng. Foto: Herlis Ode Mainuru/Kendariinfo. (28/7/2023).

Buton Tengah – Pengemudi perahu rakit (pincara) berinisial S (50) mengungkapkan awal mula peristiwa pilu yang menimpa para korban di Perairan Desa Lagili, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) hingga berujung dirinya harus menelan perasaan pahit usai ditetapkan tersangka dan mendekam dibalik dinginnya jeruji besi.

S menuturkan para korban kapal tenggelam memaksa menaiki perahu miliknya saat hendak menyeberang ke Desa Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah, Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (23/7/2023) sekira pukul 19.00 Wita.

Saat perahunya mulai penuh, S sudah memberi tahu kepada beberapa penumpang yang paling akhir hendak naik untuk tidak ikut dalam perahu itu, tetapi diduga para penumpang tak mengindahkan permintaannya dan tetap menaiki perahu tersebut.

“Iya mereka memaksa (naik ke perahu) saya bilang sudah sudah (berhenti naik),” ungkap S saat wartawan memastikan keadaan malam itu, Sabtu (29/8).

Awalnya, S tak ingin lagi beroperasi karena telah larut malam. Namun, SH mendapat permintaan dari warga yang ingin menyaksikan kemeriahan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 Buteng di Desa Lanto, Kecamatan Mawasangka Tengah. Kebetulan, banyak anak-anak yang ingin ikut, apalagi rata-rata dari mereka adalah keluarga dan kerabatnya sendiri.

Tanpa berpikir panjang, sekira pukul 19.00 Wita, S menyanggupinya dan mengantar para penumpang itu bergerak dari Desa Lagili menuju Desa Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah. Tarif normalnya yang semula Rp10 ribu per orang pun diturunkan menjadi Rp5 ribu karena banyak penumpang saat itu.

Baca Juga:  Antisipasi Ada Caleg Depresi Pasca-pemilu, RSJ Sultra Siapkan Ruang Rawat

“Waktu perginya kita selamat. Banyak memang penumpang, tapi saya sudah larang hanya saya dipaksa terus, tidak apa-apa katanya, jadi saya mengikut saja mi,” bebernya.

Sekira pukul 23.30 Wita, rombongan warga yang telah menyaksikan HUT Buteng itu kembali ke tepi pantai atau lokasi di mana perahu S bersandar. Selanjutnya, mereka ingin diantarkan kembali ke Desa Lagili.

“Jadi, saya posisiku di perahu. Saya menunggu mereka di sana,” bebernya.

S sadar perahunya over kapasitas. Namun, ia tak bisa meninggalkan mereka karena rombongan itu datang bersamaan, terlebih berhasil selamat di tempat yang dituju. Perahu lalu berlayar, S sempat menghindari tali bagang yang melintang di jalur perahu. Pincara pun mengambil haluan lain agar bisa tetap beroperasi.

Akan tetapi, 20 menit usai berlayar pincara tiba-tiba kemasukan air karena ada bagian body yang bocor. Saat itu, jarak pincara dan daratan tersisa puluhan meter lagi. Saat pincara perlahan-lahan akan tenggelam, S melihat seluruh penumpang yang panik dan saling tarik-menarik di perairan.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten