Kehilangan Pencaharian Usai Tempat Kerja Ditutup, Ratusan Warga Nambo Unjuk Rasa di DPRD Kendari

Kendari – Ratusan warga asal Kecamatan Nambo melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, Rabu (1/2/2033). Massa kesal karena mata pencaharian mereka hilang usai tempat menghasilkan pundi-pundi rupiah dihentikan.
Koordinator Lapangan (Korlap), Djumrin mengatakan, warga yang bertandang di Kantor DPRD Kota Kendari ini adalah masyarakat Kecamatan Nambo yang selama ini telah menggantungkan hidup dari aktivitas tambang pasir.
Namun, sejak tambang tersebut dihentikan, mereka kebingungan karena tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan. Pendapatan hari-hari pun hilang dan mereka kesulitan mendapat ekonomi untuk melangsungkan kehidupan hidup.

“Tambang pasir itu sudah menjadi mata pencaharian kami, mau kemana kami kalau ini dihentikan,” ujarnya.
Djumrin menambahkan, di Kecamatan Nambo, ada 3 kelurahan yang menggantungkan nasib di tempat itu yakni Kelurahan Nambo, Kelurahan Petoaha, dan Tobimaita sejak tahun 1987 lalu.
Olehnya itu, ia berharap agar anggota dewan segera mencarikan solusi terkait permasalahan tersebut, salah satunya adalah mempercepat proses revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ada di tempat penambangan itu.
“Kami harap Kecamatan Nambo bisa dijadikan sebagai kawasan tambang galian c serta pengolahan pasir mengunakan mesin agar kami bisa bekerja,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari, LM Rajab Jinik yang menemui langsung para pendemo mengatakan, RTRW di wilayah Kecamatan Nambo termasuk kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Kendari belum memenuhi kriteria untuk dilakukan aktivitas penambangan.
“Ini yang sementara diproses sekarang, Pemkot Kendari belum mengajukan RTRW ke DPRD. Kalau sudah ada, kita akan bahas di paripurna nanti agar legalitasnya bisa buatkan kalau memenuhi,” pungkasnya.


