Tekad Tri Febrianto “Korea-Korea” Maju di Pilwalkot Kendari: Saya Perintis Bukan Penerus
Kendari – Seorang pengusaha muda asal Kendari, Tri Febrianto Damu menunjukkan tekadnya untuk maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Kendari.
Dengan mengusung tagline “Korea-Korea dari Kendari”, Febrianto ingin mengajarkan anak-anak muda di Kendari agar memiliki tekad yang kuat untuk mencapai hal yang diinginkan mulai dari bawah. Febrianto telah menujukkan tekad dirinya menjadi sosok Korea-Korea.
“Korea-Korea itu, dalam artian orang yang membangun karier dari bawah yang sampai akhirnya melenting sampai ke atas. Jadi poinnya saya mulainya baik itu ekonomi, politik semua dari bawah sampai ke atas. Sederhananya saya perintis bukan penerus,” kata Febrianto beberapa saat lalu di KI-sahan Podcast.
Febrianto mengaku tak puas untuk menjajaki bidang perekonomian yang selama ini digelutinya. Ia pun tertarik dengan dunia politik. Menurut dia, sejak di bangku kuliah, dirinya yang pernah mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan telah diajarkan tentang politik.
“Sejak di kampus kita sudah menunjukkan minat politik dengan masuk organisasi dan lainnya, hanya saja objeknya yang berbeda,” tuturnya.
Dengan politik, semua bisa dilakukan demi kemaslahatan masyarakat. Seperti membantu masyarakat. Inilah salah satu alasan Febrianto bertekad untuk maju di Pilwalkot Kendari.
“Saat ini saya bantu orang bisa hitung jari tapi dengan politik saya bisa membantu banyak orang jadi saya pikir bukan hal yang salah melibatkan diri di politik praktis,” ujarnya.
Namun ada saja yang menyepelekan potensi anak-anak muda dalam memimpin daerah. Padahal, kata Febrianto, secara historis anak-anak muda memiliki kontribusi besar dalam kemerdekaan RI.
Ia berharap agar ke depan tidak ada lagi yang mempertimbangkan kemampuan anak-anak muda atau milenial. Semua memiliki kesempatan dan cara dalam membangun daerahnya.
Terpenting, Febrianto mengungkapkan bagaimana Kendari ini bisa maju dengan pengelolaan segala potensinya yang ada. Kendari memiliki potensi besar untuk menjadi kota jasa dengan keberadaan daerah-daerah penyanggah yang notabene memiliki industri seperti hilirisasi emas dan nikel.
Namun, ternyata Kendari masih jauh dari tata kelola kota yang baik.
“Saya lihat kita belum siap jadi kota jasa, karena belum punya grand design untuk bagaimana membangun Kendari 5, 10, sampai 20 tahun ke depan. Akhirnya setiap hujan banjir ini menunjukkan tata kelola yang tidak baik,” bebernya.
Penulis: Kendariinfonews