Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Viral! Mak-Mak di Buton Lakukan Blokade hingga Bangun Fondasi Tengah Jalan

Viral! Mak-Mak di Buton Lakukan Blokade hingga Bangun Fondasi Tengah Jalan
Mak-mak dan beberapa warga di Buton blokade jalan dengan cara bangun fondasi di tengah jalan. Foto: Istimewa.

Buton – Mak-mak di Desa Warinta, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) nekat melakukan aksi blokade jalan dengan cara memasang fondasi di tengah jalan, Minggu (21/5/2023).

Pemasangan fondasi dengan bahan dasar batuan dicampur semen ini dilakukan karena ibu bernama Wasori itu kesal, perjanjian akan diberikan sertifikat gratis tak kunjung ditepati padahal lahannya telah diserobot oleh pihak kontraktor yang melakukan pembukaan jalan.

Dalam video viral yang diterima Kendariinfo, Wasori tampak memegang sebuah sekop. Ia dibantu beberapa orang pria membuat campuran pasir dan semen, beberapa pria lainnya juga tampak mengangkat batu dan menjejerkannya di tengah jalan. Akibatnya, akses jalan putus dan kendaraan tidak bisa melintas di lokasi tersebut.

“Kalau saya sudah lakukan, bukan kaleng-kaleng saya,” kata Wasori.

Aksi pemalakan jalan yang dilakukan oleh warga di lokasi tersebut sampai di telinga Pj. Bupati Buton, Basiran. Olehnya itu, ia langsung menginstruksikan anggotanya untuk mendatangi lokasi tersebut dan mencari tahu permasalahan yang terjadi.

Informasi yang dihimpun oleh Basiran, pemalakan jalan dilakukan karena bentuk kekesalan mereka, sebab lahan yang dijadikan sebagai mata pencaharian Wasori rusak terdampak pembukaan jalan baru.

“Sesungguhnya yang diperjuangan ibu Wasori adalah hak-hak atau kebun dan tanamannya yang dirusak oleh pihak kontraktor yang melakukan pembukaan jalan di sana,” katanya kepada Kendariinfo.

Baca Juga:  Oknum Guru SD di Buton Hukum Siswa Makan Sampah, Keluarga Mengamuk

Basiran menerangkan, pembukaan jalan status kabupaten itu telah dimulai sejak tahun 2016 lalu. Saat itu, terjadi konflik antara pihak kontraktor dan warga di sana. Namun konflik tersebut tidak berlangsung lama sebab kedua belah pihak berhasil dipertemukan.

Dalam pertemuan yang dimediasi oleh Pemerintah Desa Warinta dan sejumlah instansi lainnya, warga bersedia menghibahkan tanahnya untuk pembukaan jalan tetapi ada syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah memberikan sertifikat gratis kepada warga yang lahannya akan dijadikan akses untuk jalan penghubung antar-kabupaten.

Seiring berjalannya waktu, pembukaan jalan mulai dilakukan. Beberapa warga telah mendapat sertifikat gratis, tetapi hanya Wasori seakan terlupakan, artinya ia tidak mendapat sertifikat gratis sesuai yang telah dijanjikan dalam pertemuan 2016 lalu.

Merasa tertipu dan janji-janji yang dilontarkan tidak ditepati oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Warinta, apalagi lahan perkebunannya telah rusak karena ulah pihak kontraktor yang melakukan pembukaan jalan itu, Wasori pun dibantu warga lainnya melakukan aksi pemalakan jalan.

Untuk mengantisipasi itu, lanjut Basiran, pihaknya akan segera mempertemukan Wasori dan pihak kontraktor, Pemdes Warinta, termasuk instansi terkait lainnya agar kasus tersebut segera terselesaikan.

“Besok malam rencana kita akan pertemukan semua pihak yang terlibat,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten