Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Video

Cerita La Ode Barhim Mengaku Dikudeta dari PPP Sultra: Mungkin karena Saya Tidak Punya Uang

Kendari – Marsda TNI Purn. La Ode Barhim menceritakan perjalanan kariernya hingga memutuskan untuk terjun ke dunia politik dalam KI-sahan Podcast, Selasa (19/9/2023) lalu. Barhim mengaku sempat dikudeta dari kursi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Kenapa saya katakan dikudeta? Karena tidak pernah diingatkan, tidak pernah ditegur, tidak pernah dipanggil saya punya kesalahan apa, tiba-tiba lenyap begitu saja. Mungkin saya dikudeta karena saya tidak punya uang,” kata Barhim.

Seperti diketahui posisi Barhim kemudian digantikan secara tiba-tiba oleh Mayjen TNI Purn. Andi Sumangerukka (ASR). Pria kelahiran 27 September 1960 ini mengatakan bahwa ini memang menyakitkan karena cara yang dilakukan menurutnya tidak beretika sebagai orang Timur.

Caleg DPR RI Partai Gerindra, Marsda TNI Purn. La Ode Barhim.
Caleg DPR RI Partai Gerindra, Marsda TNI Purn. La Ode Barhim. Foto: Tim KI-sahan Podcast. (19/9/2023).

Dia juga bercerita bahwa awalnya dia terjun di dunia poltiik karena diajak oleh mantan Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas yang memintanya agar berbakti untuk kampungnya karena selama ini Barhim telah bertahun-tahun merantau dan disebut oleh Lukman bahwa dia telah banyak berbakti bagi kampung orang.

Setelah pertimbangan serta restu istri dan anak-anaknya, kemudian Barhim memutuskan untuk terjun ke dunia poltiik. Di dalam perjalanannya akhirnya dia bertemu dengan partai politik yaitu PPP dan dia mengaku tak melamar untuk gabung ke partai berlogo ka’bah tersebut.

“Mereka datang ke tempat saya dan saya dipanggil ke DPP, saya tidak tahu juga dasarnya apa kenapa mereka minta saya juga yang sebelumnya, saya tidak sampai ke situ pikiran saya untuk mendapatkan partai politik tapi berjalan 3 tahun, ya saya dikudeta,” cerita Barhim.

Baca Juga:  Video: Perwakilan Duta Bahasa Sultra Diharap Raih 3 Besar Nasional

Setelah cerita dikudeta tersebut, Barhim mengaku tidak melakukan perlawanan dan lebih memilih diam saja karena merasa partai ini bukan miliknya, jadi saat pemiliknya ingin mengambil, dia ikhlas untuk menyerahkannya.

“Partai ini bukan punya saya, yang punya mau ngambil ya silakan, cuma ya kenapa caranya begitu, kenapa tidak datang baik-baik kan gitu. Setelah saya dikudeta, banyak partai yang telepon ke saya,” ujarnya.

Barhim menambahkan bahwa Ketua DPD Partai Gerindra Sultra, Andi Ady Aksar kemudian datang memanggilnya untuk bergabung di partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

“Ketua DPD Partai Gerindra Sultra panggil saya. Boleh tidak saya panggil om, saya bilang boleh. Om mau jadi ABK atau mau jadi penumpang, saya bilang saya harus jadi ABK, saya tidak mau jadi penumpang. Jadi di sinilah sehingga Ketua DPD Gerindra Sultra kemudian menerima saya dengan tangan terbuka,” imbuhnya.

Dia pun resmi bergabung dengan Partai Gerindra dan dipercayakan mengisi posisi Ketua Dewan Pembina DPD Partai Gerindra Sultra.

Penulis: Wira Muhammad Rafli

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten