Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Uniknya Batu di Muna Ini, Mengeluarkan Suara Mirip Gong Ketika Dipukul

Uniknya Batu di Muna Ini, Mengeluarkan Suara Mirip Gong Ketika Dipukul
Batu di Kabupaten Muna yang mengeluarkan bunyi mirip perangkat alat musik tradisional saat dipukul. Foto: Alkes Kelor.

Muna – Ada sebuah batu di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) tepatnya berada di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia yang memiliki keunikan tersendiri. Batu ini bisa mengeluarkan suara yang mirip bunyi gong dalam perangkat musik tradisional gamelan. Secara kasat mata, jika batu itu dilihat memang tidak jauh dari batu pada umumnya. Namun menariknya akan mengeluarkan bunyi ketika dipukulkan menggunakan benda keras.

Seorang warga setempat bernama Alkes (@alkes_kelor) mengungkapkan cerita panjang terkait keberadaan batu unik itu. Batu unik tersebut terletak tepat di tengah-tengah kawasan perkebunan milik keluarganya. Batu tersebut berada duduk di sebuah batu yang cukup besar. Sedangkan ukuran batu unik itu tidak begitu besar, berkisar 1 meteran saja.

Terlihat dari batu unik tersebut ada bekas pukulan benda keras. Keunikan dari bunyi yang dihasilkan terdengar jelas dari batu pada umumnya. Seperti bunyi batu besar tempat batu unik itu diletakkan. Batu biasa itu dipukul menggunakan benda keras tetapi bunyi yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan batu pada umumnya. Sedangkan, ketika batu unik itu dipukul maka akan mengeluarkan bunyi berbeda dari pada batu yang biasa.

Batu di Kabupaten Muna yang mengeluarkan bunyi mirip perangkat alat musik tradisional saat dipukul.
Batu di Kabupaten Muna yang mengeluarkan bunyi mirip perangkat alat musik tradisional saat dipukul. Foto: Alkes Kelor.

Memang, batu yang mengeluarkan suara unik itu terpisah dengan batu besar dudukannya. Walaupun cukup berat, tetapi ketika diangkat maka akan tampak jelas kedua batu itu terpisah. 

“Itu memang batu asli yang mengeluarkan bunyi mirip gong kalau di toki-toki (dipukul menggunakan benda keras). Nah posisinya batu itu ada diatas batu yang besar. Jadi memang kedua batu itu posisinya terpisah,” kata Alkes kepada Kendariinfo, pada Kamis (17/11/2022).

Baca Juga:  Cerita Mistis Jodha Lasiawa, Mengaku Diikuti Parakang di Wolasi Konsel

Alkes bercerita asal muasal batu unik tersebut ada sejak masa muda sang kakek. Cerita itu didengarnya langsung dari sang kakek yang bercerita saat masih hidup. Saat itu, kakeknya beserta beberapa orang temannya melihat kemunculan sebuah pelangi selepas hujan tidak jauh dari tempat tersebut. Kepercayaan masyarakat dahulu, jika melihat pelangi maka tengoklah ujungnya di mana. Jika menemukan, maka cari barang berharga di tempat itu.

Suatu ketika, di sore hari hujan berhenti dan muncul sebuah pelangi. Sang kakek serta beberapa orang temannya lalu menuju ujung pelangi untuk mencari benda berharga menurut kepercayaan mereka. Setelah mendapati ujungnya, mereka kemudian menggali tanah. Setelah sekian meter, satu persatu barang berharga ditemukan seperti koin hingga guci.

Galian terakhir, sang kakek menemukan batu yang unik tersebut. Batu itu ternyata tidak mudah untuk diangkat ke permukaan. Maka mereka menggunakan ritual khusus. Akhirnya, batu itu bisa diangkat dan disimpan di sebuah batu yang sampai saat ini menjadi dudukannya.

Batu di Kabupaten Muna yang mengeluarkan bunyi mirip perangkat alat musik tradisional saat dipukul.
Batu di Kabupaten Muna yang mengeluarkan bunyi mirip perangkat alat musik tradisional saat dipukul. Foto: Alkes Kelor.

“Lokasi penggaliannya tidak jauh dari batu yang sekarang. Jadi ditempatkan saja di batu besar itu,” ujar dia.

Uniknya lagi, bekas galian ujung pelangi tersebut dikatakan Alkes masih ada sampai saat ini. Bekas galian itu berbentuk cekukan yang tidak begitu dalam. Hanya terlihat bekas galian tanah. Saat hujan, lokasi galian itu terisi air.

Baca Juga:  Mantan Istri AKP S dan Kuasa Hukumnya Datangi Polresta Kendari untuk Beri Keterangan

Ada Cerita Mistis Dibalik Batu Unik

Alkes mengungkapkan keberadaan batu di kebunnya tersebut ternyata menyimpan kisah mistis yang sulit dicerna oleh nalar. Beberapa kejadian itu dialami oleh masyarakat sekitar, bahkan dirinya sendiri. Suatu ketika, pamannya hendak memindahkan batu tersebut ke tempat lain. Batu itu direncanakan untuk membuat pagar kebun.

Pamannya lalu berusaha memindahkan batu tersebut dari asalnya di sebuah batu besar saat sore hari. Batu itu sukses dipindahkan dan dijadikan pagar. Namun keesokan harinya, masyarakat sekitar dan sang paman dibuat kaget, di mana batu tersebut sudah tidak ada di tempat dijadikannya pagar. Batu itu ternyata kembali ke tempat semula.

“Saya punya om itu dia ambil itu batu lalu jadikan pagar kebun. Pas besok paginya, ternyata itu batu dia pindah sendiri. Saya tidak tahu siapa yang pindahkan. Kita semua kaget dengan kejadiannya itu,” ungkap dia.

Semenjak kejadian itu pula, batu tersebut tidak ada yang berani untuk memindahkannya lagi. Di lain kisah mistis, Alkes menceritakan batu tersebut kerap berbunyi sendiri pada waktu-waktu tertentu. Padahal, ketika dicek tidak ditemukan orang yang sedang membunyikannya.

Ia mengungkapkan masyarakat setempat mempercayai bahwa batu tersebut memiliki penunggu makhluk astral yang tak kasat mata. Masyarakat setempat mempercayai bahwa penjaganya merupakan sosok-sosok mungil.

Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten